Mengasuh anak memasuki usia remaja dalam memberikan pendidikan seks bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman risiko.
Moms bisa jelaskan risiko apa yang bisa muncul apabila melakukan aktivitas seksual secara bebas.
Orangtua berikan informasi ketika anak melakukan hubungan seks bebas membuatnya berisiko lebih besar terkena penyakit kelamin atau hamil di luar nikah.
Risiko ini tentu saja bisa memengaruhi masa depannya kelak.
"Bagaimanasih organ reproduksi, terus kalau kita melakukan hubungan seks bebas apa sih akibatnya, itu udah boleh banget," lanjutnya.
Baca Juga: Penting atau Tidak Bahas Alat Kontrasepsi Dalam Pendidikan Seksual Kepada Anak? Begini Jawabannya
Evryanti berpesan agar orangtua tidak lagi menganggap tabu akan pendidikan seksual untuk anak.
Pendidikan seksual bukanlah mengajarkan anak bagaimana cara untuk melakukan hubungan badan.
Tetapi ini merupakan salah satu cara untuk menjaga anak dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti misalnya anak mengalami pelecehan seksual.
Jangan sampai ketika anak sudah dewasa baru sadar dirinya pernah mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan ini.
Lebih baik memberikan pendampingan dengan mengajarkan pendidikan seksual untuk anak sejak dini dibandingkan harus menelan risiko ke depannya.
"Kita tuh gabisa menganggap itu semua tabu ya, karena itu berdampingan dengan kehidupan kita sehari-hari. Lebih baik kita mendampingi anak kita dibanding kita mengatasinya jika itu sudah jadi masalah, itu lebih ruwet lagi," ujarnya.
Evryanti menghimbau pendidikan seksual ini juga bisa diterapkan di sekolah-sekolah.
Orangtua dan pihak sekolah menjadi pionir utama untu memberikan pengarahan dan menjelaskan tentang edukasi seksual.
"Kasih ide orangtuanya ke sekolah, ada ga pendidikan seksual untuk anak-anak, gsehingga anak jadi gamblang melihat dampaknya apa," pungkas Evryanti.
Baca Juga: Anak Sudah Pubertas? Saatnya Bahas Penyakit Seksual Menular Dengan Anak dengan Cara Ini
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR