Nakita.id - Mengasuh anak memasuki usia remaja membuat pendampingan dari orangtua dinilai begitu penting.
Orangtua bisa memberikan pendampingan agar ketika mengasuh anak memasuki usia remaja lebih terarah.
Mengasuh anak memasuki usia remaja juga menuntut Moms dan Dads lebih terbuka dalam persoalan yang mereka alami. Baca juga tentang pendidikan, teknologi, keuangan, informasi, dan sebagainya di website Nawasiana.
Salah satu hal yang penting untuk diajarkan para orangtua untuk anak remaja adalah dengan memberikan edukasi seks.
Saat anak beranjak remaja pendidikan seksual bisa dijadikan prioritas untuk didiskusikan bersama.
Namun sayangnya masih banyak orangtua yang menganggap tabu akan hal itu.
Apalagi ketika memasuki usia remaja, rasa ingin tahu mereka sangatlah besar.
Besar kemungkinan anak akan mencoba hal-hal baru yang belum pernah sama sekali ia lakukan.
Dikhawatirkan rasa penasarannya ini mengarahkan anak remaja untuk melakukan aktivitas seksual.
Tak bisa dipungkiri jika masih banyak orangtua yang merasa enggan untuk memberikan pendidikan seksual untuk anak mereka.
Hal ini berlandaskan karena seiring berjalannya waktu anak akan mengetahui sendiri mengenai aktivitas seksual dan ada beberapa orangtua yang merasa malu untuk menceritakannya.
Padahal hal ini bisa saja membuat anak mendapatkan informasi yang salah dan menyesatkan anak.
Pentingnya pendidikan seksual membuat Evryanti C. Putri, M.Psi., Psikolog di TigaGenerasi@Brawijaya Clinic Kemang mengatakan dalam wawancara bersama Nakita, Jumat (15/7/2022) jika orangtua sudah bisa memberikan pendidikan ini sejak dini.
Bahkan ketika anak berusia 2 tahun Moms sudah bisa memberikan pemahaman tentang seksualitas.
"Pendidikan seksual itu bisa dimulai sejak anak berusia 2 tahun," ucap Evryanti.
Pemberian edukasi untuk anak 2 tahun bisa diajarkan bagaimana anak mengetahui organ tubuh dan juga organ reproduksinya.
"Jadi dimulai dengan mengenali terlebih dahulu organ tubuhnya, organ-organ reproduksinya tetapi yang terlihat saja ya," sambungnya.
Ketika usianya semakin bertambah, jelaskan padanya hal mana saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan lawan jenis.
Jelaskan padanya jika ada bagian dari tubuh yang boleh dilihat dan tidak boleh dilihat oleh orang lain.
Sehingga ketika memasuki usia remaja pendidikan seksual untuk anak lebih kompleks lagi.
"Kalau sudah tiga tahun ajari apa yang boleh dilihat orang lain, apa yang boleh dipegang oleh orang lain dan terus kalau ada orang lain yang memegang atau melihat bisa dilakukan," ujar Evryanti.
Mengasuh anak memasuki usia remaja dalam memberikan pendidikan seks bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman risiko.
Moms bisa jelaskan risiko apa yang bisa muncul apabila melakukan aktivitas seksual secara bebas.
Orangtua berikan informasi ketika anak melakukan hubungan seks bebas membuatnya berisiko lebih besar terkena penyakit kelamin atau hamil di luar nikah.
Risiko ini tentu saja bisa memengaruhi masa depannya kelak.
"Bagaimanasih organ reproduksi, terus kalau kita melakukan hubungan seks bebas apa sih akibatnya, itu udah boleh banget," lanjutnya.
Baca Juga: Penting atau Tidak Bahas Alat Kontrasepsi Dalam Pendidikan Seksual Kepada Anak? Begini Jawabannya
Evryanti berpesan agar orangtua tidak lagi menganggap tabu akan pendidikan seksual untuk anak.
Pendidikan seksual bukanlah mengajarkan anak bagaimana cara untuk melakukan hubungan badan.
Tetapi ini merupakan salah satu cara untuk menjaga anak dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti misalnya anak mengalami pelecehan seksual.
Jangan sampai ketika anak sudah dewasa baru sadar dirinya pernah mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan ini.
Lebih baik memberikan pendampingan dengan mengajarkan pendidikan seksual untuk anak sejak dini dibandingkan harus menelan risiko ke depannya.
"Kita tuh gabisa menganggap itu semua tabu ya, karena itu berdampingan dengan kehidupan kita sehari-hari. Lebih baik kita mendampingi anak kita dibanding kita mengatasinya jika itu sudah jadi masalah, itu lebih ruwet lagi," ujarnya.
Evryanti menghimbau pendidikan seksual ini juga bisa diterapkan di sekolah-sekolah.
Orangtua dan pihak sekolah menjadi pionir utama untu memberikan pengarahan dan menjelaskan tentang edukasi seksual.
"Kasih ide orangtuanya ke sekolah, ada ga pendidikan seksual untuk anak-anak, gsehingga anak jadi gamblang melihat dampaknya apa," pungkas Evryanti.
Baca Juga: Anak Sudah Pubertas? Saatnya Bahas Penyakit Seksual Menular Dengan Anak dengan Cara Ini
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR