Nakita.id - Belakangan ini, topik mengenai kenaikan suhu bumi sedang ramai jadi perbincangan.
Bagimana tidak? Ahli memperkirakan suhu bumi tahunan akan mengalami peningkatan 1,5 celcius dalam kurun waktu lima tahun.
Kenaikan suhu bumi ini tentu saja kembali menarik perhatian publik tentang pemanasan global atau global warming.
Kabar buruknya, dampak pemanasan global ini berpotensi jauh lebih dari yang diyakini secara internasional.
Melansir dari Kompas, para peneliti mengungkapkan bahwa terdapat kemungkinan rata-rata suhu tahunan akan naik lebih dari 1,5 derajat.
Potensi kenaikan suhu di bumi ini 50 berbanding 50.
Meski begitu, hal ini dikatakan hanya bersifat sementara.
Tapi tentu saja temuan para peneliti ini tetap memicu kecemasan akibat adanya potensi kenaikan suhu secara keseluruhan.
Para peneliti meyakini kalau tahun 2022-2026 akan muncul rekor terpanas suhu bumi.
Keluhan mengenai suhu panas ini sempat disampaikan oleh penyanyi Ashanty.
Seperti diketahui, keluarga Ashanty dan Anang Hermansyah bertolak ke Amerika Serikat untuk keperluan liburan dan pekerjaan.
Ashanty lewat akun media sosialnya mengeluhkan suhu Negeri Paman Sam yang terbilang sangat tinggi.
Ya, suhu di Amerika Serikat nyaris mencapai 50 derajat celcius.
Hal ini diketahui saat Ashanty memajang foto keluarganya yang sedang berada di Las Vegas, Amerika Serikat.
Terlihat Ashanty berdiri di tengah diapit oleh suami dan Azriel Hermansyah. Kemudian ada Arsy dan Arsya Hermansyah berdiri di depan kakak dan kedua orang tuanya.
"Las Vegas, panasnya 47 derajat sampe kayak dioven hehehe," tulis Ashanty.
Postingan tersebut kemudian mendapatkan komentar banyak orang, termasuk akun verifikasi yang follow Ashanty.
"Hareudang (panas)," tulis akun Alueos Greatfamz.
Dampak Kenaikan Suhu Bumi
Masih melansir dari Kompas, dampak kenaikan suhu bumi meski hanya 1 derajat celcius sangat signifikan.
Salah satu dampak nyata kenaikan suhu global adalah kebakaran hutan di Amerika Serikat di tahun 2021 silam.
Selain itu, adanya gelombang panas yang melanda India dan Pakistan.
"Hal mendasar yang berubah adalah tingkat karbon dioksida di atmosfer, yang perlahan-lahan naik," kata Leon Hermanson, periset utama laporan yang disusun Badan Meteorologi Inggris.
Ia mengatakan kalau perubahan iklim sudah cukup membuat khawatirkan.
Hermason menyebut kalau rata-rata suhu tahunan yang naik lebih dari 1,5 derajat berbeda dengan kenaikan suhu berkelanjutan.
Apabila perkiraan itu akhirnya benar-benar terlampaui dalam lima tahun ke depan, maka Hermason menyebut suhu global akan kembali turun hingga 1,5 derajat Celsius.
Hanya saja, ia berujar kalau semua pihak tetap harus bertindak untuk mencegah adanya pemanasan global berkelanjutan.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR