Nakita.id - Banyak orangtua yang bertanya mengenai penyebab bayi menangis kalau BAB (Buang Air Besar).
Sebab, mengetahui penyebab bayi menangis kalau BAB bisa membuat orangtua tahu cara mengatasinya.
Tim Nakita telah mewawancarai secara eksklusif dr. Sander Teddy, Sp. A., selaku Dokter Spesialis Anak di RS Pondok Indah - Pondok Indah mengenai penyebab bayi menangis kalau BAB.
Menurut dr. Sander Teddy, Sp. A,, ada beberapa penyebab anak menangis saat BAB yang perlu orangtua perhatikan.
Hal pertama adalah mengenai koordinasi antara otot-otot tubuh.
"Ada beberapa penyebab anak yang menangis ketika BAB. Pertama, ketika BAB dibutuhkan koordinasi antara otot-otot pada tubuh; seperti menegangnya/kontraksi pada otot perut dan pengenduran/relaksasi pada otot di anus/bokong," jelas dr. Sander Teddy, Sp. A.
"Pada bayi, koordinasi ini masih belum terkontrol dengan baik sehingga anak menangis untuk meningkatkan tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong BAB keluar," imbuhnya.
Sedangkan menangis saat BAB pada anak biasanya karena mengalami konstipasi atau sembelit.
Bila penyebab anak menangis saat BAB adalah konstipasi, maka orangtua perlu tahu beberapa kebiasaan yang mengakibatkan anak bisa konstipasi.
dr. Sander Teddy, Sp. A., menjelaskan beberapa penyebab konstipasi pada anak.
"Pada anak, konstipasi dapat menjadi penyebab anak menangis saat BAB. Konstipasi sendiri dapat disebabkan oleh pola makan yang rendah serat, kurangnya asupan cairan, kurangnya aktivitas, anak menahan BAB karena nyeri yang dapat disebabkan oleh luka di sekitar anus, dan sebagainya," paparnya.
Memang melihat bayi atau anak menangis saat BAB membuat orangtua merasa sedih dan tidak tega.
Namun, Moms dan Dads perlu tenang dan memberikan pertolongan pertama dulu ketika bayi/anak menangis saat BAB.
Menurut penjelasan dr. Sander Teddy, Sp. A., Moms dan Dads bisa memberikan pijatan lembut ke perut anak.
"Ketika bayi menangis saat BAB, hal yang dapat dicoba oleh orang tua adalah melakukan pijatan lembut pada bagian perut anak ataupun dengan memposisikan kaki bayi pada posisi squat (frog leg position)," tuturnya.
Setelah memberikan pertolongan pertama, Moms dan Dads perlu memperhatikan perkembangan Si Kecil.
Apakah Si Kecil sudah tenang dan tidak merasa kesakitan? Atau justru anak masih terus menangis?
Moms perlu memperhatikan kondisi Si Kecil, mulai dari kondisi feses, serta gejala lainnya yang mungkin timbul.
"Jika anak menangis dengan nada yang tinggi terus menerus (inconsolable crying), ditemukan BAB berwarna hitam, dempul, ataupun berbentuk seperti pelet, adanya darah pada BAB, muntah-muntah, disertai perut yang semakin tegang/membesar, segera bawa si kecil ke dokter spesialis anak Anda," ungkap dr. Sander Teddy, Sp. A.
"Selain mendapat nasehat pola makan, biasanya dokter juga akan memberikan obat pelembek feses apabila penyebabnya adalah fese yang keras," imbuhnya.
Melansir The Bump, perubahan pola makan bisa berperan penting untuk mengatasi sembelit pada bayi.
Moms yang memberikan susu formula untuk bayi penting untuk selalu mengukur banyaknya air yang diberikan sebelum menambahkan bubuk susu.
Ini bisa membantu Moms memastikan bahwa rasio air yang diberikan sudah benar.
Bila bayi sudah minum air, Moms bisa menawarkan anak untuk minum lebih banyak air.
Moms juga bisa memberikan anak jus buah seperti apel, pir, atau jus plum untuk membantu mengatasi sembelit.
Itulah dia Moms penjelasan mengenai mengatasi sembelit pada anak. Semoga bermanfaat, Moms!
Baca Juga: Perut Bayi Buncit dan Keras, Apa yang Perlu Diwaspadai? Sulit Buang Air Besar Jadi Salah Satunya
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR