Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa disalahpahami, yang dapat mengakibatkan kesulitan melepaskan emosi yang terpendam seiring bertambahnya usia.
Sebagai orangtua, Dads dapat mendorong anak untuk mengomunikasikan perasaannya lewat berbagai aktivitas.
Misalnya menggambar atau menggunakan karakter pura-pura untuk menceritakan sebuah cerita tentang situasi yang mirip dengan situasi yang dia alami.
2. Apa pun yang terjadi, jangan beri tahu orang-orang bahwa mereka “anak saya pemalu”
Memberi tahu orang-orang "Anak saya pemalu" bisa menjadi hal yang berbahaya alih-alih membantu.
Memberi label padanya dengan cara ini dapat membuat anak percaya bahwa dia pemalu dan mereka menggunakannya sebagai alasan untuk menghindari lingkungan sosial yang membuatnya tidak nyaman.
Sebagai orangtua, Dads ingin mendorong anak-anak untuk mencoba hal-hal baru dan mengembangkan kepercayaan diri.
Dengan terus-menerus memberi tahu orang-orang bahwa anak kita pemalu, ini hanya akan menegaskan keraguan anak tentang kemampuannya sendiri.
3. Ajari anak untuk bersikap sopan meski gugup dalam suatu situasi
Bantu anak memahami bahwa menjadi pemalu dan mempertahankan batasannya boleh saja, tetapi tidak boleh bersikap kasar.
Misalnya, orang mungkin tampak tidak ramah jika mereka tidak menanggapi orang lain dengan sopan dan mengabaikan gerakan ramah.
BERITA POPULER: Pekerjaan Suami Arie Rieyanthie yang Selingkuh hingga Manfaat Cuci Wajah Pakai Air Tajin
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR