Nakita.id - Cinta seorang ibu pada anaknya memang tak bisa dinilai dan akan berlangsung sepanjang masa.
Bahkan meski salah satunya sudah tak lagi saling tatap dan berada di dunia, doa dan kasih sayang akan selalu sampai kepada yang tercinta.
Namun nampaknya hal berbeda terjadi pada cinta ibu kepada putranya yang satu ini.
Seorang ibu menikahi putranya sendiri setelah 12 tahun lamanya menjadi single parent yang diketahui bernama Betty Mbereko.
Betty yang melihat anak lelakinya tumbuh dewasa dan mapan pun seolah tergoda.
Sampai akhirnya ia merasa tak rela jika sang putra jatuh ke pelukan perempuan lain.
Meski zaman semakin berkembang, tidak bisa dipungkiri bila pernikahan sedarah memang bukanlah hal yang lumrah untuk dilakukan.
Selain tidak elok dipandang secara estetika, pernikahan sedarah juga bisa memberikan efek buruk.
Sehingga tak heran jika pernikahan sedarah sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan termasuk yang disarankan kepada Betty.
Setelah suaminya meninggal, Betty merasa mempunyai hak atas putranya tersebut dan bahkan berhak untuk menikah dengan Farai.
Tak disangka, Farai juga mengiyakan aksi gila ibunya dan siap untuk menikah dengan Betty.
Banyak orang yang tidak menyetujui hubungan terlarang ini karena dinilai bertentangan dengan norma dan agama.
Tindakan ganjil mereka ini sebenarnya ikut juga disadari oleh warga setempat dan kepala desa terdekat.
Kepala desa sempat meminta agar keduanya mengurungkan niatnya saja.
Atau pilihan untuk pergi dari desa dan memilih menikah di tempat lain.
Saat kepala desa menyodorkan pilihan untuk mengurungkan niatnya itu atau pergi dari desa,
Keduanya memilih pergi meninggalkan desa dan menikah di tempat lain.
Pada akhirnya, keduanya pun diterima di sebuah tempat yang bisa memaklumi hal tersebut.
'Di sini, anak bisa nikahi ibunya'
Bagi masyarakat umum, kawin dengan saudara kandung merupakan sebuah pantangan, dan bahkan tidak bisa ditoleransi.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Suku Polahi di pedalaman Gorontalo.
Mereka hingga saat ini justru hanya kawin dengan sesama saudara mereka.
"Tidak ada pilihan lain. Kalau di kampung banyak orang, di sini hanya kami. Jadi kawin saja dengan saudara," ujar Mama Tanio.
Mama Tanio adalah perempuan Suku Polahi yang ditemui di Hutan Humohulo.
Tempat itu ada di Pegunungan Boliyohuto, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, mereka ditemui minggu lalu oleh Elitereaders.
Suku Polahi merupakan suku yang masih hidup di pedalaman hutan Gorontalo dengan beberapa kebiasaan yang primitif.
Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan, serta cenderung tidak mau hidup bersosialisasi dengan warga lainnya.
Artikel ini telah tayang di Suar dengan judul 12 Tahun Hidup Menjanda, Wanita Ini Mantap Menikah dengan Anak Kandungnya yang Hidup Mapan hingga Hamil Besar, Tak Mau Si Anak Jatuh ke Wanita Lain
Penulis | : | Devita Savitri |
Editor | : | Saeful Imam |