"Hidup cuma satu kali ya udah deh mau apa lagi sih," imbuhnya.
Selain itu, ia mengatakan apabila nanti tas-tas tersebut tidak bisa dipakai lagi, ia bisa menjual kembali tas-tas tersebut.
Tidak hanya menyenangkan dirinya setelah bekerja keras, tetapi barang-barang mewah yang dibelinya bisa jadi motivasi agar giat lagi dalam bekerja.
Meski demikian, Aurel memiliki batasan tertentu saat berbelanja. Jika nominal berbelanjanya melampaui batas yang ditentukan, ia akan diingatan.
"Jadi, ketika aku beli sesuatu, kan punya orang finance, dia udah bilang, 'Mama Nur udah ya belanjanya soalnya harus kerja lagi'. Jadi, aku tuh selalu minta kalau udah segini kasih tahu ya. Ada batasnya," jelas Aurel.
Dengan demikian, ia tidak membeli secara impulsif melainkan ia memiliki perhitungan sendiri.
Selain itu, Aurel mengaku kalau hobinya dalam berbelanja sebagai bentuk self-reward.
"Kadang kan aku kerja, tapi di satu sisi aku pengen self-reward juga. Kadang kerja tuh ngerasa capek, ya walaupun disisihin untuk keperluan ini keperluan itu. Cuma kalau dikasih rezeki lebih ya udah dibeli aja," tukasnya.
Sementara itu, sebagai suami alih-alih melarangnya, Atta Halilintar justru mengarahkan Aurel untuk membeli barang yang bisa diinvestasikan ke depan.
"Investasi juga kan, didiemin pun suatu saat kita mau jual harganya pun tetep akan kayak begitu," terang Aurel.
"Bang Atta selalu bilang, 'Pokoknya kalau kamu nyari barang dipikirin dulu ya jangan asal beli. Cari yang bisa di-invest',"pungkasnya.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR