Nakita.id - Ternyata begini cara metode pendidikan Montessori membantu meningkatkan konsentrasi anak!
Metode pendidikan Montessori sering dianggap sebagai metode yang hanya membiarkan anak untuk bermain.
Anggapan itu sebenarnya tidak benar dan juga tidak salah, Moms.
Namun cara metode pendidikan Montessori membiarkan anak-anak untuk bermain, juga dilakukan bukan tanpa sebab.
Anak-anak yang mengikuti kelas Montessori, biasanya hanya berada dalam usia rentan batita hingga usia sekolah dasar.
Dimana dalam usia-usia tersebut, anak-anak lebih suka bermain dibandingkan mempelajari pelajaran secara serius.
Meski demikian, metode pendidikan Montessori sebenarnya juga bisa membantu meningkatkan konsentrasi anak, lho Moms!
Kira-kira, bagaimana ya caranya?
Untuk menjawa pertanyaan itu, Nakita sudah mewawancara Martin R. Chandra, Co-Founder dari Sunny Glow Montessori Greenville by Education for Live (EFL) pada Senin (08/08/2022).
Disebutkan Martin R. Chandra, hanya ada satu hal yang dilakukan metode pendidikan Montessori dalam membantu melatih fokus anak di dalam kelas.
"Jawabannya sangat simple sebenarnya, dengan cara membiarkan anak," kata Martin kepada Nakita.
Baca Juga: Metode Pendidikan Montessori Ternyata Boleh Diikuti Sejak Si Kecil Berusia Segini, Catat Moms!
Sebelum memasukkan anak ke sekolah dengan metode pendidikan Montessori, Martin mengatakan sangat penting untuk memberitahukan kepada para orang tua soal bagaimana pembelajaran metode pendidikan Montessori itu sendiri.
"Saya sering omongin juga ke orang tua bahwa kalau di Montessori kita gak banyak arahan," jelasnya.
Dikatakan Martin, dalam mendidik anak dengan metode Montessori biasanya hanya perlu melakukan tiga hal ini saja, Moms.
"Konsep yang sering kita lakukan adalah contohkan, biarkan dan observasi," papar Martin.
Membiarkan anak melakukan apa yang ingin dilakukan di kelas Montessori sangatlah penting.
Sebab, apabila guru terus menganggu anak dengan memberikan arahan, maka anak akan sulit konsentrasi dengan apa yang ia lakukan di dalam kelas.
Martin juga menyebutkan, guru dalam sekolah Montessori hanya akan memberi contoh agar anak bisa mengamati dan memahami apa yang harus dilakukan.
Sebab cara itu nantinya akan membuat anak ingin melakukan apa yang dilihatnya.
"Kalau dia sudah mau sendiri itu, ya kita biarin. Jadi dengan cara itulah, anak bisa tumbuh konsentrasinya," kata dia lagi.
Menurut Martin, konsentrasi anak tidak akan berkembang jika guru selalu mengkoreksi dan menunjukkan apa yang benar pada anak saat di dalam kelas Montessori.
"Pada saat anak dibiarkan, dia akan dapat self discover sendiri, anak juga bisa lebih konsentrasi dan membuat anak menemukan problem solvingnya sendiri," ujar Martin.
Berbeda dari taman kanak-kanak umum yang membagi anak dari tahun kelahirannya, dalam sekolah Montessori anak-anak dibagi dalam dua golongan usia.
Yaitu golongan usia 1-3 tahun dan usia 3-6 tahun.
Hal itu tentu saja dilakukan karena ada alasannya, Moms.
Menurut Martin R. Chandra, hal itu dilakukan karena pada kehidupan sehari-hari anak-anak pasti tidak selalu bertemu dengan teman-teman sebayanya.
"Karena ini adalah cerminan lingkungan nantinya," tutur Martin.
"Bahwa nanti dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak pasti akan ketemu sama anak yang lebih muda dan ketemua sama anak yag lebih tua," sambungnya lagi.
"Sehingga lingkungan di Montessori memang sudah didesain sedemikian rupa, sehingga disini mereka belajar lingkungan sosial yang sesungguhnya," tegasnya.
Dengan menggabungkan anak-anak yang usianya berbeda, maka akan ada banyak manfaat yang bisa Si Kecil rasakan di kelas Montessori.
Salah satu manfaatnya adalah dapat melatih Si Kecil untuk menjadi seorang pemimpin bagi teman-teman yang lebih muda darinya dan dapat membantu Si Kecil untuk belajar banyak hal dari teman-teman yang usianya lebih tua darinya.
Itulah, Moms penjelasan mengenai cara metode pendidikan Montessori dalam membantu meningkatkan konsentrasi anak serta alasan mengapa di sekolah Montessori tak menggabungkan anak-anak yang usianya berbeda.
Semoga penjelasan tadi bermanfaat, ya!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR