Nakita.id – Ketika anak bertambah besar, Moms semakin menyadari bahwa mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Beberapa dari sifat anak membutuhkan respon yang berbeda-beda.
Bahkan membuat Moms perlu belajar lagi tentang bagaimana menghadapi mereka, termasuk pada anak yang sensitif.
Anak yang sangat sensitif seringkali juga lebih reaktif terhadap pengaruh lingkungan.
Mereka juga sensitif secara emosional dan sangat dipengaruhi oleh emosi orang lain.
Anak-anak yang sangat sensitif sering disalahpahami dan disalahartikan oleh dunia di sekitar mereka.
Diansir dari Parenting For Brain, orang yang sangat sensitif cenderung memiliki beberapa karakteristik utama.
Jika anak Moms salah satunya, mereka mungkin memiliki beberapa hal ini:
- Mudah terkejut dan kewalahan oleh suara keras, bau menyengat, atau cahaya terang
- Tidak suka kejutan besar, baik positif maupun negatif
- Sangat sadar akan perubahan sekecil apa pun pada lingkungan mereka seperti warna, bau, suhu
- Empati dan peka terhadap tekanan emosional orang lain
- Sangat intuitif dan perseptif
- Mudah marah dan memiliki perasaan yang besar
- Cenderung sangat sensitif terhadap rasa sakit, obat-obatan, dan alergen
Anak-anak yang sensitif biasanya terlahir dengan sensori pemrosesan sensitivitas (SPS).
Ini adalah sifat temperamen anak yang diwariskan yang terkait erat dengan struktur sistem saraf.
Mengasuh anak dengan sensitivitas pemrosesan sensorik datang dengan tantangan unik. Hari demi hari, detail kecil kehidupan tampak besar.
Sementara orang tua dari anak-anak sensitif sering berharap anak-anak mereka tidak terlalu rewel atau terlalu sensitif.
Pengasuhan sangat penting bagi anak-anak yang sangat sensitif karena mereka sangat rentan terhadap lingkungan dan pengasuhan mereka.
Berikut adalah beberapa gaya pengasuhan sederhana yang dapat digunakan orang tua untuk mendukung anak-anak mereka yang sangat sensitif.
Mungkin Moms akan sering mendapati mereka mudah menangis ketika terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan harapannya.
Saat itu terjadi, Moms pasti bingung cara mengatasinya.
Alih-alih menyuruh mereka berhenti menangis tetapi bantu anak untuk mengendalikan emosi mereka.
Menenangkan diri seperti mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya melalui mulut mereka.
Tugas orangtua bukanlah menyingkirkan emosi negatif pada anak.
Melainkan tugas mereka adalah membantu memahami emosi anak dan menangani semua perasaan mereka.
Apa yang dibutuhkan anak ketika mereka merasa tertekan adalah seseorang yang mau mendengarkan, menerima perasaan, tidak menghakimi, dan tidak mengarahkan anak mengenai tindakan yang harus mereka lakukan.
Jika mengesampingkan seperti apa perasaan anak, itu seolah-olah menunjukkan kita tidak nyaman menghadapi emosi anak dan tidak ingin mendengar apa yang dia rasakan.
Jika anak yang sensitif melakukan kesalahan bukan berarti harus bersikap keras tehadapnya.
Lakukan pendisiplinan ini saat hanya berdua saja dengan anak dan tidak di depan orang lain.
Pastikan kamu menunjukkan apa kesalahan dan akibatnya, serta berikan solusi alternatif bagaimana cara mereka bersikap.
Baca Juga: 3 Perilaku Buruk Anak yang Tak Boleh Dibiarkan, Salah Satunya Sering Berbohong!
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR