Nakita.id - Kepergian penyanyi Alda Risma memang sempat membuat duka bagi mereka para penggemarnya.
Tak hanya duka, berbagai misteri ternyata ikut timbul bersama meninggalnya sang penyanyi.
Misteri itu bahkan berkembang hingga belasan tahun setelah Alda mengembuskan napas terakhirnya.
Seperti yang diketahui, nama Alda Risma sempat melambung di tahun 2000-an.
Ia cukup dikenal menjadi salah satu penyanyi yang berbakat dan melahirkan lagu sangat terkenal.
Namun siapa sangka ternyata Alda memulai karier di dunia hiburan sebagai model majalah remaja di tahun 1996.
Hingga akhirnya, namanya melambung usai kolaborasi dengan boyband asal Britania Raya Code Red melalui lagu "We Can Make It".
Sejak saat itu, namanya tak bisa dipandang sebelah mata dengan sederet karya yang mengharumkan namanya hingga saat ini.
Namun sayangnya, pada tahun 2006 silam menjadi tahun terakhir untuk Alda Risma berkarya.
Kepergian Alda Risma pada saat itu tentu membuat para keluarga, rekan, hingga penggemarnya merasa kehilangan.
Bagaimana tidak, artis yang sedang naik daun ini meninggal dunia secara mendadak.
Tak banyak yang tahu di balik kepergian seorang penyanyi tahun 1990-an ini.
Kendati demikian, banyak yang menduga jika kekasih dari Alda Risma menjadi salah satu dalang dari kepergian penyanyi cantik ini.
Sebagaimana diketahui, Alda menghembuskan napas terakhir di kamar 432 Hotel Grand Menteng, Jakarta Timur.
Awalnya, Alda dikira meninggal karena overdosis memakai obat-obatan terlarang.
Dikutip dari Nova, Alda Risma tewas di tangan sang kekasih, Ferry Surya Prakasa dengan 20 bekas suntikan obat terlarang. Namun, ia mengelak menghilangkan nyawa Alda Risma.
Meninggal dunia saat berumur 24 tahun, polisi menemukan bukti berupa alat suntik, alat kontrasepsi, obat penenang, botol infus hingga beberapa jenis obat-obatan berbentuk kapsul.
Alda Risma meninggal karena keracunan psikotropika yang membuat mayatnya mengeluarkan busa dan darah ketika dievakuasi.
Dari CCTV hotel tempatnya menginap, Alda check-in bersama kekasihnya, tapi ketika sang biduan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Ferry tak terlihat batang hidungnya.
Dikutip dari Antara pada 7 Mei 2007, ibunda Alda, Halimah bersaksi di depan persidangan bahwa Alda disiksa oleh Ferry.
Dilansir dari Grid.id, penyiksaan itu terjadi secara berkelanjutan sekitar satu tahun sebelum Alda meninggal dunia.
Hal itu diungkap Halimah berdasar pesan sms yang dikirimkan Alda kepadanya selama pergi bersama Ferry.
Di depan persidangan, Halimah menunjukkan dan membacakan sms yang dikirim Alda kepadanya selama penyanyi cantik itu diajak Ferry pergi dari rumah selama lebih dari satu tahun.
"Aku dipukul, ditampar, ditonjok mukaku, aku tidak rela, aku tidak ada salah apa pun, aku diancam dan dianiaya," ungkap Halimah ketika membacakan sms tersebut.
Sementara Zaky Tandjung, pengacara Ferry yang juga terdakwa kasus kematian Alda, mengatakan Alda sempat membuat surat pernyataan tertulis bahwa dirinya tak pernah disiksa oeh Ferry.
Hal itu diungkapkan Zaky di Jakarta pada 23 Mei 2017, mengutip pernyataan tertulis itu yang disebutkannya dibuat sekitar satu tahun sebelum Alda meninggal.
Dalam surat tertanggal 27 Oktober 2005 itu, tertulis Alda mengaku bahwa kepergiannya bersama Fery bukan karena paksaan.
"Saya sengaja menghitamkan dua saksi tersebut," kata Zaky seraya mengatakan hal itu dilakukan dengan alasan keamanan.
Karena keluarga Alda terus mencari dan mencurigai Ferry melarikan Alda, maka Ferry menyarankan agar pelantun lagu 'Aku Tak Biasa' itu membuat pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa kepergiannya adalah kehendak sendiri.
"Cairan putih keruh itu tidak ada dalam daftar alat bukti," kata Zaky.
Selain itu, menurut dia, tidak ada penjelasan medis yang bisa menyatakan bahwa cairan putih keruh itu adalah narkotika jenis tertentu.
"Yang ada mereka saling suntik, namun disayangkan ujung-ujungnya Alda meninggal," kata Zaky.
Artikel ini sudah tayang di Grid.id dengan judul Tewas di Tangan Sang Kekasih, Alda Risma Sempat Menuliskan Sebuah Surat Terakhir, Begini Isinya!
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Devita Savitri |
Editor | : | Saeful Imam |