Mengatasinya tentu saja dengan tidak mengonsumsi susu yang mengandung laktosa.
Susu jenis ini biasanya dikenal sebagai low lactose, free lactose, atau zero lactose.
Diare disertai perut yang kembung, gas dan kotoran yang seperti berminyak, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi bakteri dan virus.
Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi obat tertentu, seperti antibiotik atau obat lainnya, kemungkinan disebabkan oleh efek samping dari obat yang dikonsumsi.
Diare yang disertai muntah, keringat berlebih, keletihan, kejang-kejang serta membuat bayi menjadi tidak sadar, kemungkinan disebabkan oleh keracunan sesuatu.
Jika bayi sampai tidak sadarkan diri atau mengalami kesulitan bernapas, segera larikan ke rumah sakit.
Jika diare yang muncul disertai dengan muntah, gatal-gatal, hidung
tersumbat, bengkak, sesak napas, mengi, kesulitan menelan dan timbulnya ruam pada kulit, kemunginan disebabkan oleh alergi makanan yang dikonsumsi bayi.
Diare dengan adanya perasaan kembung atau bergas, muntah, kolik, kotoran yang berdarah, menolak makan, batuk, mengi dan gejala ini timbul sekitar 45 menit setelah mengonsumsi susu, kemungkinan disebabkan bayi tidak dapat menoleransi protein yang terkandung di dalam susu.
Bayi menjadi rewel, menangis, menarik-narik telinga, demam, diare, muntah, tidak nafsu makan, serta keluar cairan berwarna kuning atau putih dari telinga, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi pada telinga.
Mengalami diare yang kronis, pertumbuhan yang terganggu, batuk yang disertai dengan rengekan, napasnya mendesah atau mengi, kemungkinan disebabkan penyakit cystic fibrosis (penyakit bawaan pada kelenjar sekresi yang menjadikan paru-paru dan sistem pencernaan terganggu). (Sumber: Tabloid Nakita)
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR