Nakita.id - Dalam gerak-geriknya yang aktif, mungkin saja kepala anak terbentur.
Ya, kepala terbentur memang sering dialami anak-anak.
Penyebabnya bisa saja karena mereka lari-lari lalu saling bertabrakan, atau ketika si kecil terjatuh.
Terbentur pada kepala bisa juga terjadi karena pukulan dan benturan.
Istilah medisnya adalah trauma kepala, dibagi jadi tiga golongan, yaitu:
Bila keadaan anak secara keseluruhan baik, dalam arti tak ada luka, muntah dan kejang. Jikapun timbul luka/benjolan.
Tapi selama kesadarannya bagus, tak ada tanda-tanda penyakit atau gejala saraf, seperti mata miring, muntah, dan kejang, maka dapat dianggap benturan ringan.
Namun, kita tetap harus mengobservasi anak tiap 2 jam. Pasalnya, bisa saja gejala yang dimunculkan datangnya lambat. Pada kasus retak kepala, misal, mungkin awalnya tak ada benjolan dan kondisi anak baik-baik saja. Tapi 2 hari kemudian ia kejang-kejang.
Biasanya disebut gegar otak, terjadi bila ada benturan, disertai kehilangan/penurunan kesadaran untuk beberapa waktu, dan lupa mengenai kejadian tersebut.
Keadaan seperti ini timbul karena ada gangguan fungsi sel saraf otak, tapi tanpa disertai kerusakan sel sarafnya.
Kadang, gegar otak terjadi dengan perdarahan yang tak diketahui atau tertutup. Perdarahan baru bisa dilihat melalui foto rontgen atau CT Scan. Tak perlu cemas jika perdarahan terjadi di bawah kulit kepala. Tapi jika perdarahan terjadi di dalam otak atau selaput otak, perlu tindakan operasi.
Baca Juga: Obat Bayi Diare Agar Tidak Dehidrasi, Simak Cara Agar Bayi Tak Kekurangan Cairan
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR