Nakita.id - Bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi?
Ternyata cukup banyak Moms dan Dads yang tak tahu bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi.
Untuk itu, yuk kita cari tahu beberapa cara menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi berikut ini.
Berbicara tentang dana pendidikan anak memang kerap buat banyak orangtua ketar-ketir. Khususnya, bagi orangtua generasi milenial.
Bagaimana tidak, di zaman sekarang ini, sudah banyak orangtua yang semakin sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak, sehingga ingin memberikan yang terbaik untuknya.
Meski begitu, dana pendidikan anak tentu memakan biaya yang tidak sedikit, Moms dan Dads.
Maka dari itu, penting sekali bagi Moms dan Dads untuk mulai menyiapkan dana pendidikan anak dari jauh-jauh hari. Baca juga tentang pendidikan, teknologi, keuangan, informasi, dan sebagainya di website Nawasiana.
Terutama, menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi yang sedang tinggi-tingginya, agar tidak merugikan diri sendiri maupun Si Kecil nantinya.
Sayangnya, tak sedikit orangtua yang tahu bahkan belum menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini, khususnya di tengah inflasi.
Akibatnya, rencana awal pendidikan anak yang sudah Moms dan Dads rancang terpaksa harus berubah dan menyesuaikan budget yang ada, termasuk tidak bisa masuk ke sekolah impian.
Nah, jangan khawatir karena ahli sudah memberikan beberapa tips menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi.
Moms dan Dads, begini cara menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi yang tepat.
Tapi sebelum itu, Moms dan Dads harus tahu dulu apa pengaruh inflasi terhadap dana pendidikan anak.
Christopher Rodjito, CFP, perencana keuangan tersertifikasi di Finante, menganalogikan inflasi seperti tuyul.
“Inflasi itu bisa dibilang seperti tuyul, karena dia mengecilkan uang yang kita miliki,” terang Christopher saat diwawancarai Nakita pada Rabu (24/8/2022).
“Inflasi di dana pendidikan akan membuat dana pendidikan melambung sangat tinggi,” terangnya lagi.
Secara umum, lanjut Christopher, jika inflasi terjadi di angka 3%, inflasi dana pendidikannya sudah pasti lebih tinggi lagi karena berbagai faktor.
“Risiko terburuknya adalah pendidikan anak yang kita tuju awalnya menjadi melenceng,” kata Christopher.
“Awalnya kita ingin menyekolahkan anak kita di sekolah A, kemudian tiba-tiba berubah menjadi sekolah B yang awalnya tidak kita rencanakan,” lanjutnya.
Atau, tambah Christopher lagi, pelajaran-pelajaran tambahan yang awalnya ingin diberikan untuk anak menjadi harus tertunda atau benar-benar terhenti.
“Jadi, kita harus mengatur kembali pengeluaran kita. Misalnya, les bahasa Inggris yang awalnya bersama native speaker menjadi harus bukan native speaker lagi,” katanya.
Baca Juga: Bahaya Apabila Dana Pendidikan Anak Hanya Dibebankan kepada Satu Pihak Saja Menurut Psikolog
Lantas, bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak di tengah inflasi? Berikut beberapa diantaranya menurut Christopher.
1. Memiliki sumber pendapatan tambahan
Menurut Christopher, sangat lumrah jika seseorang atau keluarga memiliki multiple source income (sumber pendapatan tambahan).
“Sebisa mungkin, kita punya pendapatan tambahan,” ucapnya dengan tegas.
“Kita tak bisa pungkiri kalau kebutuhan zaman sekarang itu semakin besar. Kalau hanya mengandalkan satu pendapatan, kita akan kerepotan,” terangnya.
2. Mengatur pendapatan keluarga
Tips yang kedua menurut Christopher adalah dengan mengatur pendapatan yang dihasilkan dalam keluarga.
“Kalau kita langsung fokus hanya pada pengaturan dan pendapatannya tidak ditambahkan, jadinya malah saling tabrak,” terangnya.
3. Menyiapkan asuransi pendidikan
Christopher mengatakan bahwa menyiapkan asuransi pendidikan itu wajib.
“Kenapa? Karena, yang namanya asuransi pendidikan itu sudah ada yang namanya kontrak, yang sudah di-set up sejak awal. Jadi, apa pun yang terjadi di luar sana, seperti inflasi misalnya, anak itu tetap bisa melanjutkan sekolahnya dengan baik,” jelas Christopher.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR