Berpola: menangis, lalu stop untuk bernapas, menangis lagi, lalu stop lagi untuk bernapas Biasanya diselingi gerakan mengisap.
Jika sangat lapar, tangisnya lebih keras dan terus-menerus.
Biasanya terjadi sore hari menjelang malam.
Tangisnya sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi.
Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai buang angin.
Melengking, keras, diselingi rintihan dan rengekan.
Tangis bayi yang perutnya mulas, lebih melengking dan lebih ribut.
Biasanya muncul sore hari, kuat seperti tangis sakit karena ada rasa nyeri.
Ibu dituntut untuk selalu mengasah kepekaannya.
Antara lain, mempelajari kode-kode tangisan bayi.
Apalagi bayi hanya bisa menangis untuk memberi tahu tentang apa yang ia butuhkan; apakah ia merasa lapar, bosan, popoknya basah, sakit, dan sebagainya. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Si Kecil Jarang Pipis Moms? Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya dengan Obat Bayi Alami
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR