Cacing cambuk dewasa hidup di usus besar. Memang ia tak mengganggu pencernaan makanan, tapi menimbulkan peradangan dinding usus.
Akibatnya, timbul gangguan berupa mual, muntah, kembung, atau yang lebih hebat seperti diare berat dengan perdarahan.
Cacing tambang menetas di tanah. Larvanya masuk ke tubuh melalui kulit yang dapat ditembusnya, lalu hidup menempel di usus halus dan mengisap darah penderitanya.
Tak heran gejala yang muncul berupa lesu, pucat, dan dalam kasus kronis bisa mengakibatkan anemia berat.
Sementara telur cacing kremi masuk ke tubuh melalui mulut, berkembang di usus besar, dan saat dewasa berpindah ke anus. Menimbulkan rasa gatal-gatal, yang biasanya terjadi di malam hari.
Biasakan anak hidup sehat dan bersih, seperti cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB. Potonglah kukunya agar tetap pendek dan bersih secara berkala.
Untuk mengurangi rasa gatal akibat cacing kremi, olesi daerah anus dan sekitarnya dengan baby oil.
Sementara penularan dicegah dengan memisahkan semua peralatan yang digunakan anak. Ini karena handuk, pakaian, dan celana, bisa menjadi media yang menyebarkan cacing kremi tersebut ke anggota keluarga yang lain.
Berikan obat cacing secara berkala, paling tidak setiap 6 bulan sampai 1 tahun, sebagai pencegahan sekaligus pengobatan cacingan pada anak. Walau obat ini dijual bebas, ada baiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter, apalagi bila anak masih di bawah usia 2 tahun.
Dalam menyajikan makanan bagi anak, selalu pilih dan olah secara bersih. Perhatikan pula kebersihan peralatan makannya. Selain itu, biasakan anak tidak jajan di sembarang tempat.
Biasakan anak tidak bermain di tanah kotor dan lembab tanpa alas kaki. Bila ia habis bermain di tanah, biasakan untuk selalu membersihkan diri dengan baik. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Beragam Gejala Cacingan pada Anak, Simak Juga Penyebab dan Cara Mengobatinya!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR