Dengan menggunakan teknologi pangan Tetra Pak, konsumen dapat meminimalisir food loss dan mengurangi sisa makanan untuk komoditas kelapa.
Faktanya, data global menyebutkan bahwa sepertiga dari bahan makanan hilang atau terbuang selama proses produksi dan konsumsi.
Artinya, konsumen juga harus mengetahui hal tersebut dan berperan dalam mengatasinya.
Lisa Suhanda, Manager Food Protection Support Tetra Pak Indonesia menjelaskan pengemasan aseptik Tetra Pak sangatlah aman.
Teknokogi UHT yang sangat canggih membuat produk santan tetap steril.
"Proses UHT dan pengemasan aseptik Tetra Pak telah terbukti dapat melindungi produk santan kelapa yang dikemas secara higienis, memungkinkan untuk menjaga kebaikan dan nutrisi dari santan kelapa. Teknologi UHT memastikan bahwa produk santan kelapa telah dipanaskan hingga 140° C selama 8-15 detik untuk mencapai kondisi sterilitas komersial. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri berbahaya, serta mikroorganisme lainnya. Selain itu, enam lapis kemasan aseptik juga memastikan umur simpan lebih lama tanpa menghilangkan rasa dan tekstur alami," ungkap Lisa.
Dalam media and community gathering ini, Lisa juga menekankan bahwa santan kelapa kemasan sebaiknya dikonsumsi langsung pada bahan makanan, jika ada sisa, konsumen dapat menyimpannya dengan rapat dan aman selama tujuh hari di lemari es.
Reza Andreanto, Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia dan Singapura juga ikut menambahkan pihaknya selalu menjaga kualitas santan di dalam kemasan.
Tetra Pak jadi salah satu perusahaan pengemasan global yang memiliki misi untuk meningkatkan daur ulang 50 persen di Indonesia pada tahun 2030.
"Tidak hanya bergizi dan aman untuk dikonsumsi, tetapi kami juga menjunjung tinggi nilai keberlanjutan di semua kemasan santan kelapa Tetra Pak. Kami sangat memperhatikan semua proses, mulai dari desain bahan kemasan santan kelapa agar dapat didaur ulang, hingga ke pemisahan karton minuman pasca-penggunaan oleh para konsumen pengumpulan sampah kemasan oleh mitra kami dan akhirnya diproses didaur ulang oleh industri, " pungkas Reza.
Reza juga menjelaskan bahwa para pemangku kepentingan telah banyak menggunakan daur ulang kemasan karton minuman dalam ekonomi sirkular, seperti PolyAl untuk lembaran atap, papan datar, produk mebel, palet pengiriman dan produk turunan kertas, seperti duplex kraft, kartu nama, catatan buku dan juga kantong kertas.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR