Nakita.id - Sebelum persalinan tiba, ibu hamil harus tahu cara mengejan yang benar karena bila salah mengejan, bukan hanya membahayakan ibu, juga bayi yang akan dilahirkan.
Mengejan dengan benar akan mempermudah proses persalinan dan itulah sebabnya jika bayi sudah nongol di ujung jalan lahir, sementara si ibu sudah kehabisan tenaga akibat mengejan yang salah, maka dokter akan membantu kelahiran si bayi dengan alat vakum atau forsep.
Jadi, mengejan berperan penting dalam proses kelahiran seorang bayi melalui persalinan normal.
Ada cara mengejan yang benar untuk membantu proses persalinan, berikut disampaikan 2 cara mengejan:
Mengejanlah seperti hendak mengeluarkan BAB, jangan seperti orang meniup balon. Jadi, tarik napas dalam selama kontraksi terjadi, lalu mengejanlah sekuat mungkin.
Tapi jangan panik, ya. Dorongan yang panik hanya akan menghamburkan tenaga karena amat sedikit kemajuan yang dicapai.
Jika ingin menghasilkan dorongan yang efektif, maka kepala ibu saat mengejan sebaiknya menunduk hingga dagu menyentuh dada bagian atas, selanjutnya mata diarahkan ke pusar. Dijamin bayi akan keluar dengan cepat.
Namun ingat, saat membungkukkan badan, jangan mengangkat pantat atau paha karena perineum bisa robek.
Jangan terlalu lama mengejan. Jika sekali mengejan bayi tak langsung keluar, ulangi lagi. Jangan dipaksakan mengejan terlalu lama hingga kehabisan napas. Lebih baik, mengejanlah pendek-pendek kurang lebih 10 detik.
Kalau kontraksinya masih ada, ulangi lagi mengejannya. Tujuannya agar bayi tak keburu kehabisan oksigen.
Jika kontraksi berhenti, sebaiknya hentikan kegiatan mengejan. Istirahat saja dan atur napas. Cobalah minum air manis atau madu untuk menambah tenaga. Saat kontraksi datang lagi, mulailah tarik napas dan mengejan lagi.
Baca Juga: Cara Merangsang Kontraksi Supaya Persalinan Normal Tidak Berjam-jam
Selain caranya harus benar, mengejan pun harus dilakukan tepat waktu, tak bisa dilakukan sembarangan agar tak menguras tenaga.
Nah, waktu yang tepat untuk mengejan dilakukan pada saat kala dua.
Seperti diketahui, proses persalinan dibagi dalam beberapa kala; kala satu sampai empat.
Pada kala satu terjadi pembukaan pintu jalan lahir dari 0 hingga 10 cm (lengkap).
Prosesnya butuh waktu sangat lama, bisa 10-14 jam. Kala dua dikenal sebagai kala pengeluaran bayi; waktunya lebih singkat, 1-2 jam.
Kala tiga atau kala uri, yaitu persalinan plasenta atau ari-ari.
Sedangkan kala empat dilakukan observasi 2 jam setelah pascamelahirkan.
Jadi, setelah pembukaan lengkap, ibu baru boleh mengejan karena bayi sudah siap keluar melalui jalan lahir.
Dengan begitu, dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan lahir dengan baik. Sebelumnya, dokter akan melakukan bantuan dengan membuat episiotomi (guntingan antara lubang kemaluan dan dubur) untuk memudahkan keluarnya kepala bayi.
Jika tahap pengeluaran kepala bayi sudah terlewati, maka bagian tubuh lain akan keluar dalam waktu relatif lebih singkat.
Adapun ciri-ciri datangnya kala dua: ada dorongan mengejan, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, serta kepala bayi sudah ada di dasar panggul. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Ini Pentingnya Mengetahui Ciri-ciri Mulas Tanda Melahirkan dan Mengenal Waktu Kontraksi
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR