Perempuan yang menikah akan disebut ibu, karena lekat dengan budaya mengasuh anak di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga/domestik.
Meski sudah berpendidikan, budaya tersebut tetap melekat di perempuan yang harus menjalani peran tersebut.
Selain itu, adanya pemikiran bahwa setiap rumah tangga punya peran masing-masing.
Seperti, laki-laki diberikan pendidikan untuk aktif berkarir dan terjun di masyarakat, sedangkan perempuan mau berpendidikan ataupun tidak diharuskan di rumah untuk mengurus anak dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.
Pada zaman itu, banyak orangtua yang justru memasukkan anak perempuannya ke pendidikan keterampilan khusus seperti menjahit, memasak, mengurus anak, dan pekerjaan rumah tangga. Sehingga, semakin kuat pemikiran bahwa laki-laki berkiprah di politik, sedangkan perempuan berada pada fungsi reproduksinya.
Disini perempuan berperan dalam mendukung dan membantu laki-laki untuk sukses dalam berpolitik dan berkarir. Namun juga, diberi tanggung jawab untuk melahirkan dan mendidik anak yang disebut-sebut akan menjadi penerus bangsa yang baik. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai organisasi.
Pada tahun 1920-1940an, jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan semakin meningkat.
Meski masih berkutat dengan budaya yang melekat kuat di masyarakat Indonesia, banyak perempuan yang sudah mulai banyak aktif di luar rumah, seperti melakukan kegiatan sosial, organisasi, agama, nasionalis dan kepemudaan.
Kemudian, mereka juga banyak menyuarakan hak-hak perempuan bahwa perempuan pantas untuk memiliki pendidikan, akses kesehatan yang memadai, pernikahan yang setara, pekerjaan domestik dikerjakan bersama dengan laki-laki, aktif terlibat di politik, dan ekonomi.
Setelah Indonesia merdeka, banyak perempuan yang turut andil dalam mengisi kemerdekaan dan berperan penting dalam memajukan kehidupan perempuan dan negara. Salah satu caranya yaitu menyuarakan melalui tulisan di majalah.
Nah, itulah kunci jawaban lengkap Bab 1 Lembar Aktivitas 8 Sejarah Kurikulum Merdeka IPS Kelas X halaman 60-61.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR