Nakita.id - Impetigo adalah penyakit kulit melepuh seperti cacar.
Penyakit kulit ini bisa terjadi pada bayi dan anak-anak.
Sebetulnya impetigo tidak berbahaya namun sangat menular.
Apabila ditangani dengan tepat maka bisa cepat hilang dan sembuh.
Mengutip dari berbagai sumber, yuk kenali gejala impetigo dan cara mengobati impetigo.
Melansir dari Mayo Clinic, impetigo adalah infeksi kulit menyerang bayi dan anak kecil.
Biasanya terjadi pada anak usia 2-5 tahun.
Impetigo biasanya muncul berbentuk luka kemerahan di wajah, terutama di sekitar hidung dan mulut atau di tangan dan kaki.
Anak yang mengidap kudis berisiko lebih tinggi terkena impetigo.
Selama sekitar seminggu luka akan pecah dan mengembangkan kerak berwarna kuning.
Penularan impetigo terjadi karena adanya kontak kulit ke kulit atau kontak dengan barang pribadi penderita.
Baca Juga: Mengenal Impetigo, Penyakit Kulit Menular pada Anak
Mengutip dari CDC, gejala impetigo ditandai dengan luka merah yang sangat gatal.
Setelah 10 hari akan muncul luka pada area kulit seperti mulut, hidung, tangan, atau kaki.
Kemudian luka akan pecah dan mengeluarkan cairan bening atau nanah selama beberapa hari.
Selanjutnya, muncul kerak kuning yang berwarna seperti madu akan terbentuk di atas luka.
Apabila diberi pengobatan yang tepat, impetigo bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas luka sedikitpun.
Luka dapat menyebar ke area tubuh lainnya melalui sentuhan, pakaian dan handuk.
Ada juga kondisi yang disebut impetigo bulosa yang menyebabkan lepuh lebih besar.
Lepuh tersebut berisi cairan atau nanah yang menyakitkan seperti cacar.
Impetigo disebabkan oleh bakteri grup A Streptococcus dan Staphylococcus aureus.
Ketika bakteri menginfeksi kulit, maka bisa langsung menyebabkan luka.
Bakteri dapat menular jika seseorang menyentuh luka tersebut atau cairan dari luka.
Anak juga berisiko tinggi terkena penyakit kulit ini jika memiliki masalah kulit lainnya.
Misalnya seperti eksim, gigitan serangga seperti kutu, atau infeksi jamur.
Penyakit kulit ini juga bisa disebabkan karena kebersihan pribadi yang buruk.
Diantaranya tidak mencuci tangan dengan benar, jarang mandi, dan mencuci muka.
Mengutip dari Farmaku, berikut beberapa merek salep untuk impetigo yang dijual di apotek.
Salep ini mengandung mupirocin 2%, kandungan tersebut dapat mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti impetigo, folikulitis, dan bisul.
Cara kerja salep ini yakni menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Untuk penggunaannya, cukup oleskan pada bagian yang sakit atau terinfeksi sebanyak tiga kali sehari.
Kandungan gentamicin sulfate dalam salep akan mematikan bakteri penyebab impetigo dan infeksi kulit lainnya seperti folikulitis dan pyoderma gangrenosum.
Cara penggunaannya, cukup oleskan pada bagian kulit yang terinfeksi sebanyak 3-4 kali sehari atau sesuai dengan resep dokter.
Sebelum menggunakan salep, pastikan tangan dan area kulit yang terkena impetigo harus bersih dan kering.
Baca Juga: Hati-hati Herpes pada Bayi, Kenali Gejala dan Cara Perawatannya
Ingat, salep Sagestam tergolong obat keras dan tidak boleh digunakan untuk jangka panjang.
Salep dengan kandungan gentamicin sulfate 0,1% ini akan bekerja untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Salep infeksi kulit ini tergolong obat keras sehingga tidak dapat digunakan untuk wanita hamil.
Apabila timbul efek samping seperti iritasi ringan, sebaiknya hentikan pemakaian dan konsultasikan dengan dokter.
Salep ini mengandung gentamicin dan fluocinolone acetonide yang digunakan untuk mengobati infeksi kulit karena bakteri.
Selain untuk mengobati impetigo, salep ini juga bisa untuk mengatasi infeksi dermatitis seboroik atau eksim.
Salep Cinogenta bekerja dengan cara mencegah dan membunuh bakteri penyebab infeksi.
Penggunaan salep ini memiliki beberapa efek samping seperti iritasi ringan, gatal, kulit kering, dan sensasi terbakar.
Pirotop mengandung bahan mupirocin 20 mg dan dapat digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri streptococcus pyogenes dan staphylococcus aureus.
Selain mengobati penyakit impetigo, salep ini juga bisa menyembuhkan luka bakar, hingga luka pasca operasi.
Penggunaan Pirotop memiliki beberapa efek samping di antaranya adalah kulit kering, ruam, rasa terbakar, dan kemerahan pada kulit.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR