Nakita.id - Setelah Indah Permatasari melahirkan anak pertamanya, ternyata Nursyah masih tidak ingin bertemu anak dan menantunya.
Bahkan, ketika sekarang status Nursyah menjadi nenek dari anak pertama Indah dan Arie, ia tak mau menemuinya.
Malahan perseteruan antara ibu dan anak ini makin menjadi-jadi.
Pasalnya, ibu dari Indah Permatasari itu menantang Arie Kriting untuk sumpah mubahalah terlebih dulu.
Apa itu sumpah mubahalah?
Simak selengkapnya di sini.
Nursyah ternyata masih sakit hati atas hubungan anaknya dengan Arie Kriting, makanya ibu Indah Permatasari ingin menantunya masuk masjid bersamanya.
"Sampai dia mau, laki-laki (Arie Kriting) ini masuk di dalam masjid, mubahalah sama saya," kata Nursyah, dikutip dari kanal YouTube Trans TV pada Sabtu (24/9/2022).
Nursyah mengaku belum siap bertemu anak Indah Permatasari dan Arie Kriting.
Namun demikian, bukan berarti Nursyah benar-benar menolak bertemu cucunya dari Indah Permatasari dan Arie Kriting.
Ia hanya belum siap bertemu cucunya saat ini.
"Alhamdulillah tidak, bukan tidak mau bertemu, tidak dulu," ucap Nursyah.
Ada syarat yang khusus jika memang Arie dan Indah ingin dirinya bertemu dengan anak mereka.
Bagi Nursyah, ia hanya mau bertemu cucu jika Arie Kriting bersedia masuk ke dalam masjid.
Arie Kriting diminta untuk melakukan mubahalah.
"Sampai dia mau, laki-laki (Arie Kriting) ini masuk di dalam masjid, mubahalah sama saya," tambah ibu Indah Permatasari, Nursyah.
Nursyah mengakui jika Arie Kriting dan Indah Permatasari sudah menemuinya untuk meminta maaf.
Namun, Nursyah masih kecewa dan mau bertemu anak Arie Kriting dan Indah Permatasari dengan satu syarat.
Baru-baru ini, sang Ibunda diundang ke sebuah acara televisi di channel Trans TV.
Nursyah pun turut diperlihatkan postingan Indah pertama kali dengan keluarga kecilnya.
Nursyah menanggapi foto tersebut saat menjadi bintang tamu diacara Heart To Heart.
"Silakan. Itu hak-hak Anda yang punya uang, hak-hak Anda yang mulia, silakan," ucap Nursyah.
"Karena barang kali tidak pentinglah. Sekeji begitu lo bahasanya Indah Permatasari ke saya," sambungnya.
Nursyah mengaku terakhir kali bertemu Indah Permatasari saat momen Iduladha beberapa waktu lalu.
Pada momen tersebut, Indah Permatasari meminta maaf padanya.
"Mami maafkan Indah," kata Nursyah menirukan ucapan Indah.
"Iya, saya sudah maafkan dari dulu-dulu," lanjutnya.
Pada saat memasuki acara 'Mata hati', Nursyah enggan untuk melihat wajah Indah Permatasari waktu kecil.
Membahas Indah Permatasari, Nursyah pun menangis mengingat momen bersama sang anak dulu.
Nursyah mengatakan bahwa momen yang ia ingat adalah saat Indah Permatasari sangat sopan padanya.
Para host pun meminta untuk ibu Indah Permatasari itu menatap foto anaknya.
Namun sayang, Nursyah sangat menolak untuk menatap foto itu.
Indah Permatasari sendiri sudah menikah dengan komedian kelahiran Kendari, Arie Kriting pada tahun 2021 lalu.
Kini keduanya dikaruniai seorang anak, yang lahir pada awal September 2022 lalu.
Sayangnya, hingga saat ini, ibunda Indah Permatasari menolak untuk bertemu dengan cucunya.
Meski Arie dan Indah dikabarkan sudah meminta maaf kepada Ibunda, Nursyah menilai, ada sesuatu yang tidak tepat dari cara keduanya meminta maaf.
Diketahui, Permasalahan keluarga yang terjadi di antara Indah Permatasari dan sang Ibunda, masih memanas sampai saat ini.
Lantas apa arti sumpah Mubahalah sebenarnya?
Berikut ulasan selengkapnya diterangkan oleh Buya Yahya melalui tayangan YouTube Al-Bahjah TV.
Buya Yahya pun menjelaskan arti dari mubahalah selengkapnya.
"Mubahalah itu artinya bersumpah, dan tidak diperlukan kecuali dalam keadaan mendadak," ungkapnya.
"Seperti Nabi melakukan mubahalah dengan orang-orang kafir.
Kemudian Nabi mengumpulkan putra dan putri yakni Fatimah Azzahra, Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan Husein,
kemudian dikerubuti dengan isak kain," jelasnya.
"Dengan orang kafir, kalau berani mubahalah begini kalau memang aku benar, akan diturunkan musibah kepadamu, seperti itu dalam ungkapannya. Kalau memang aku salah, akan diturunkan musibah kepadaku, itu mubahalah," tambahnya.
Buya Yahya pun semakin memperjelas mengenai mubahalah dengan memberikan contoh lain.
"Dua kelompok misalnya, semua mempertahankan ini, ada orang difitnah misalnya, dia berani mubahalah," jelasnya lagi.
"Kalau memang apa yang dituduhkan kepadaku itu benar melakukannya, maka akan turun musibah kepadaku, kalau tidak akan turun musibah kepada yang memfitnah," tambahnya.
Namun, Buya Yahya menganjurkan untuk tidak buru-buru dalam melakukan mubahalah.
"Itu adalah mubahalah yang sebenarnya, cuma jangan buru-buru dalam mubahalah, selagi kita masih bisa berkomunikasi yang baik, damai dan seterusnya," lanjutnya.
"Waktu itu, orang kafir memang kurang ajar bener dengan baginda Nabi, malah mereka yang menantang," jelas Buya Yahya.
"Pun akhirnya mereka mundur juga orang ngerti Nabi Muhammad bener, mereka menantang, tapi setelah itu nggak beranijuga," tuturnya.
"Karena Nabi tidak pernah bohong dalam berucap, apa yang diomongkan Nabi itu bener," paparnya.
Jika suatu permasalahan bisa diselesaikan secara baik-baik, maka tak perlu dalam melakukan mubahalah.
"Baik, mubahalah itu seperti itu dan tidak perlu kita sampai derajat mubahalah buru-buru, dikit-dikit mubahalah. Enggak perlu mubahalah, kalau bisa selesaikan dulu, apasih permasalahannya, didiskusikan dulu, selesai, jangan sampai buru-buru mubahalah seperti itu," tukasnya.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR