Nakita.id - Pertandingan antara Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang berakhir duka.
Pertandingan yang seharusnya disambut meriah dengan sportivitas, justru berakhir dengan kericuhan.
Melansir Kompas, kericuhan bermula ketika Arema FC kalah atas Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Kekalahan tersebut memancing emosi para suporter.
Setelah wasit meniup peluit panjang, para pemain Arema FC berlari menuju ruang ganti.
Beberapa suporter diketahui memasuki lapangan dan terlibat aksi kericuhan.
Pihak kepolisian kemudian mengamankan kondisi dengan menembakkan gas air mata.
Kondisi di Stadion Kanjuruhan semakin tidak kondusif.
Dikabarkan banyak suporter yang alami sesak napas hingga pingsan.
Bahkan, suporter yang berusaha keluar dari stadion berdesak-desakan.
Melansir Tribunnews, terungkap jumlah korban meninggal di Stadion Kanjuruhan, Malang sebanyak 129 orang.
Baik pria dan wanita banyak yang menjadi korban.
Usia korban yang meninggal bervariasi, dari anak-anak hingga dewasa.
Berdasarkan laporan data korban, ada korban berupa seorang anak yang berusia 2 tahun 10 hari.
Anak tersebut berasal dari Kecamatan Pakisaji.
Banyak juga Aremania remaja berumur belasan tahun yang menjadi korban meninggal dunia.
Tak hanya para suporter, ada juga anggota kepolisian yang menjadi korban.
Tercatat dua polisi meninggal dunia pada insiden tersebut.
"Yang meninggal di stadion ada 34 sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan," ungkap Nico di Polres Malang.
"Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," sambungnya.
Melansir Kompas, ada pasangan suami istri yang merupakan Aremania menjadi korban jiwa.
Pasutri tersebut berinisial MY (40) dan DR (30) berasal dari Malang, Jawa Timur.
MY dan DR menonton pertandingan Arema FC VS Persebaya bersama anak tunggalnya, MA (11).
Beruntung, MA berhasil selamat dari insiden tersebut.
Doni selaku saudara korban membeberkan kronologi penyebab MY dan DR meninggal dunia.
Sebab, Doni juga ikut menonton pertandingan tersebut.
Doni menjelaskan bahwa MY dan DR terdesak oleh suporter lainnya.
Sebab, para suporter berusaha keluar dari stadion usai menghirup gas air mata.
"Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun," ungkap Doni.
"Mukanya sudah membiru pucat, sambungnya.
Sedangkan MA selamat karena meminta pertolongan ke petugas keamanan.
"Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat," jelasnya.
Jenazah MY dan DR rencananya akan dimakamkan di TPU Mergan, Kota Malang.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR