Meski demikian, Eka memberi imbauan agar masyarakat tetap waspada.
Walaupun telah dinyatakan sembuh dan pulih, penyintas gangguan ginjal akut misterius ini tetap berisiko terkena infeksi berat ketika dehidrasi (kekurangan cairan).
"Itu secara teoritis berisiko untuk terjadi lagi gangguan fungsi ginjal, AKI lagi. Tapi AKI-nya juga bukan kemudian menjadi stadium 3," katanya lagi.
Diketahui, hingga Selasa (18/10/2022) tercatat ada 206 kasus gangguan ginjal akut yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia.
99 pasien dinyatakan meninggal dunia dan 65 di antaranya merupakan pasien dari RSCM.
Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes Syahril meminta kepada para orang tua agar tidak panik, tetap tenang, namun selalu waspada terutama ketika anaknya mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut.
Gejala tersebit seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni semakin sedikit, bahkan tidak bisa buaang air kecil sama sekali.
Sebagai pencegahan, pihaknya telah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
"Kementerian Kesehatan juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM ini tuntas," kata dia.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar dalam pengobatan anak untuk sementara waktu tidak mengonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
"Sebagai alternatif dapat menggunakan sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya," pungkasnya.
Baca Juga: Beredar Dugaan Paracetamol Picu Gagal Ginjal Anak, Ini Tips Jika Anak Demam Tanpa Harus Minum Obat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR