Nakita.id - Baru-baru ini, viral pernyataan United Nations Children's Fund (UNICEF) akan air minum di Indonesia yang ternyata tercemar oleh tinja.
Sebenarnya, temuan ini sudah dinyatakan di laman Unicef.org pada Februari 2022 lalu.
Akan tetapi, pernyataan tersebut kini kembali viral dan jadi sorotan banyak pihak.
Dalam laman resminya, UNICEF menuliskan kampanye bertajuk #DihantuiTai.
Kampanye tersebut memiliki tujuan yakni memberikan pemahaman kepada para keluarga di Indonesia mengenai pentingnya sanitasi yang aman dan dampak pencemaran sumber air oleh tinja terhadap kesehatan masyarakat.
UNICEF meluncurkan kampanye tersebut pada Februari 2022 silam dan kampanyenya dilaksanakan secara daring.
Isi pada kampanye tersebut yaitu menyerukan kepada setiap rumah tangga Indonesia untuk memasang, memeriksa, atau mengganti tangki septiknya serta rutin menguras tangki minimal satu kali setiap tiga hingga lima tahun.
"Sanitasi yang aman bisa mengubah kehidupan anak-anak dan membuka kesempatan untuk mereka mewujudkan potensi dirinya," ujar Perwakilan Sementara UNICEF Robert Gass seperti dikutip dari situs resmi UNICEF, Sabtu(12/2/2022).
"Sayangnya, ada begitu banyak anak yang tinggal di daerah-daerah terdampak sanitasi tidak aman dan hal ini mengancam setiap aspek pertumbuhan mereka," tambah Robert.
Mengutip dari Tribunnews, sebenarnya Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan mutu sanitasi dasar.
Akan tetapi, angka rumah tangga yang memiliki sarana toilet dengan sambungan tangki septik yang tertutup dan yang rutin membersihkan tangkinya minimal satu kali dalam lima tahun adalah kurang dari 8 persen.
Baca Juga: Air Demineral Dijual Bebas, Apa Bedanya dengan Air Mineral Biasa?
Akibatnya, limbah tinja tidak terkelola dengan baik sehingga mencemari lingkungan dan sumber air sekitar.
Salah satu tantangan utama dalam meningkatkan akses ke sanitasi aman adalah kesadaran masyarakat yang rendah terhadap risiko kesehatan masyarakat akibat pengelolaan tangki septik yang tidak memadai dan frekuensi pengurasan tangki yang juga rendah banyak keluarga belum memahami pentingnya menghubungkan toilet dengan sistem pembuangan dengan pipa atau bahwa tangki septik perlu dibersihkan secara berkala.
Tak hanya pada Februari 2022, belum lama ini dalam talkshow yang disiarkan di YouTube Metro TV News pada Rabu (19/10/2022) lalu membeberkan fakta mengenai air minum yang tercemar tinja.
Hal ini diungkapkan oleh Maraita Listyasari (WASH Specialist UNICEF Indonesia).
Maraita menngungkapkan studi yang dilakukan Kementerian Kesehatan terhadap kualitas air minum di Indonesia dengan melibatkan 25.000 rumah tangga di 34 provinsi.
Hasilnya, hampir 70 persen air minum rumah tangga tercemar tinja.
"Kenapa bisa begitu? Kami melihat bahwa walau hampir 80 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki toilet, tetapi hanya 7 persen limbah tinja yang diolah dengan aman," ujar Maraita.
Jika meminum air minum yang tercemar tinja tersebut, ditakutkan akan muncul berbagai risiko akibat kontaminasi tinja seperti kolera, diare, disentri, dan juga demam enterik.
Hal ini turut menyebabkan penyebaran penyakit diare yang merupakan penyebab utama kematian balita.
Di lain kesempatan, TribunLutim mewawancarai Direktur Perumdam Waemami Luwu Timur Andi Maryam Muh Nur Palullu bahwa temuan tersebut bisa terjadi karena proses distribusi airnya.
"Itu biasa pipa distribusi yang kropos ataukah pipa persil pelanggan di rumahnya yang tidak safety atau berada di dekat saptic tank," tutur Andi Maryam mengutip dari TribunLuwu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR