Nakita.id – Memulai hidup baru sebagai pasangan suami istri seperti menggabungkan dua kepala menjadi satu.
Moms memiliki pemikiran tersendiri, begitu pula dengan Dads.
Setelah menikah, tentu saja Moms dan Dads tidak bisa memikirkan diri sendiri.
Hal apapun yang akan dilakukan perlu didiskusikan secara bersama.
Tak terkecuali, mengenai urusan keuangan.
Masalah finansial tentu bukan jadi hal manis untuk dibahas.
Tetapi, Moms dan Dads tidak bisa mengesampingkannya begitu saja.
Kunci dalam pengelolaan keuangan adalah keterbukaan terhadap pasangan.
Sesaat sebelum menikah, merahasiakan pendapatan gaji memang lumrah dilakukan.
Topik mengenai keuangan, apalagi tentang penghasilan, merupakan suatu hal yang sangat sensitif.
Namun, sebetulnya penting kah setelah menikah pasangan mengetahui berapa kisaran gaji Moms?
Baca Juga: Tips Jitu Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji Rp3 Juta
Pasangan berhak atau tidaknya mengetahui penghasilan kita memang jadi pertentangan tersendiri.
Namun, topik seperti itu penting untuk dibicarakan.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Senin (17/10/2022), Maryadi Santana, CFP®️, QWP®️ Certified Financial Planner menuturkan, jika pasangan boleh membicarakan berapa nominal penghasilan yang didapat.
Ini bisa dilakukan dari jauh-jauh waktu.
Tetapi, pastikan pembahasan ini dilakukan setelah kedua individu sama-sama serius untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
"Pastinya harus," ujar Maryadi.
Sikap keterbukaan dan transparan jadi hal yang penting untuk diterapkan.
Maryadi mengatakan, jika tidak terbuka atau tidak jujur tentang penghasilan ini akan memicu terjadinya konflik.
Sikap seperti ini jika dibiarkan berkepanjangan berpotensi menimbulkan masalah lainnya dalam pernikahan.
Sehingga, dapat memengaruhi keharmonisan dalam berkeluarga.
Baca Juga: 3 Cara Merencanakan Keuangan Sebelum Mulai Bisnis Menurut Perencana Keuangan, Kuncinya Jangan Takut
Tak jarang banyak kasus yang terjadi yang diawali dari sikap tidak terbuka mengenai penghasilan terhadap pasangan.
Konfliknya bisa menambah ke mana-mana jikalau pasangan tidak mau jujur.
Hal seperti ini dikhawatirkan akan terbawa terus ke dalam pernikahan.
"Kalau terlalu banyak yang yang ditutup-tutupi ketika ketahuan jadi masalah," tuturnya.
Maryadi menyarankan agar pembicaraan seperti ini bisa dilakukan sejak awal.
"Sebaiknya memang dikomunikasikan di awal," sambung Maryadi.
Momen membahasa penghasilan tidak perlu terlalu serius kok Moms.
Bahkan, pembahasan penghasilan juga bisa datang di saat-saat yang tidak direncanakan.
Moms mungkin bisa berinisiatis menanyakan untuk memulai percakapan tersebut.
Coba jelaskan dengan baik maksud dan tujuan yang ingin didapat dari pertanyaan Moms.
Sampaikan pada pasangan jika pertanyaan seputar penghasilan itu tidak bermaksud buruk.
Pastikan jika membahas soal penghasilan dilakukan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Tetapi, mungkin ada perasaan sungkan untuk mempertanyakan hal ini.
Moms juga merasa tidak tahu bagaimana cara untuk memulai percakapan ini.
Hal-hal seperti itu memang lumrah terjadi.
Moms mungkin bisa melakukan konsultasi dengan pakar keuangan guna mendapatkan arahan yang tepat.
Sebelum menikah, pasangan bisa mendatangi konselor untuk konseling pranikah.
Sehingga, setiap pasangan dapat diberikan pedoman mengenai pentingnya keterbukaan finansial.
Dengan begitu, rencana keuangan keluarga ke depannya menjadi lebih terarah.
Memerhatikan ketepatan waktu untuk terbuka mengenai penghasilan tak kalah pentingnya.
Sebaiknya tidak membahas penghasilan saat Moms masih di awal-awal hubungan.
Lakukan komunikasi sesuai dengan kesepakatan bersama.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR