Nakita.id – Di tengah maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak, langkah terbaik adalah melakukan tindakan antisipasi.
Langkah pencegahan sangat penting dilakukan untuk menghindarkan anak dari penyakit gagal ginjal akut.
Orangtua perlu mengetahui cara antisipasi apa yang untuk mencegah gagal ginjal akut pada anak.
Kasus gangguan ginjal akut mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Tercatat sudah data pada 26 Oktober 2022, kasus gagal ginjal akut mencapai 269 kasus yang tersebar di 27 provinsi.
Adapun angka kematian sebanyak 58 persen dari total kasus atau sebanyak 157 orang.
Sebaran terbanyak berada di DKI Jakarta dengan 57 kasus, diikuti Jawa Barat dengan 36 kasus, Aceh 30 kasus, Jawa Timur 25 kasus, dan Sumatera Barat 19 kasus.
Moms bisa mengamati gejala-gejala anak yang mengarah pada gagal ginjal akut.
Gejala tersebut diantaranya seperti diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta kesulitan buang air kecil atau jumlah air seni yang semakin sedikit.
Diderita oleh sebagian besar anak-anak dibawah 5 tahun tentu membuat semua orangtua was-was.
Untuk tetap waspada, berikut ini adalah beberapa langkah antisipasi untuk mencegah gagal ginjal akut.
Meski dapat berisiko terkena penyakit ginjal dengan tertentu, terdapat segudang cara untuk menjaga ginjal tetap sehat dan mencegah gagal ginjal akut.
Langkah antisipasi yang saat ini diperlukan untuk kasus gagal ginjal yang marak terjadi adalah menghindari obat-obatan tertentu.
Terutama untuk saat ini Moms harus memperhatikan dengan betul obat-obatan terutama sirup.
Sejumlah obat dapat berubah menjadi toksisitas pada ginjal. Seperti yang marak terjadi yakni senyawa kimia etilen glikol (EG) dan dietil glikol (DEG).
Senyawa kimia tersebut merupakan cemaran dalam zat pelarut tambahan dalam obat sirup yang dapat berbahaya bagi ginjal.
Selain itu, penting juga untuk menggunakan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan.
Dilansir dari National Kidney Foundation, menggunakan terlalu banyak obat nyeri yang disebut NSAID dapat menyebabkan penyakit ginjal.
Penggunaan NSAID jangka panjang, terutama pada dosis tinggi, mengurangi aliran darah ke ginjal yang menyebabkan kerusakan pada jaringan ginjal.
Beberapa resep dan obat-obatan yang dijual bebas, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dari waktu ke waktu.
Jadi penting untuk bertanya pada dokter tentang obat mana yang terbaik dan beri tahu tentang resep atau suplemen lain yang diminum.
Sehingga mereka dapat meresepkan obat yang tidak akan memiliki interaksi yang merugikan dengan obat saat ini.
Rencana diet yang sehat, seperti Diet Mediterania dan Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), dapat membantu menurunkan tekanan darah dan lipid darah.
Makanan sehat ini termasuk buah-buahan dan sayuran segar, susu dan produk susu bebas lemak atau rendah lemak, biji-bijian, ikan, unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Untuk mencegah gagal ginjal maka anak juga harus makan makanan yang memiliki lebih sedikit natrium, gula, lemak, dan daging merah.
Olahraga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengontrol tekanan darah dan kolesterol, membangun kekuatan dan daya tahan.
Berolahraga secara teratur memberi banyak manfaat kesehatan, karena dapat mengurangi stres dan mencegah obesitas.
Obesitas secara drastis meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi, yang merupakan dua penyebab utama gagal ginjal.
Penting untuk aktif secara fisik setidaknya selama 30 menit setiap hari.
Ada banyak jenis olahraga yang dapat membantu anak tetap sehat termasuk berjalan kaki, atau olahraga aerobik seperti jogging, berenang, bersepeda, naik tangga, atau hiking.
Penyakit ginjal seringkali tidak disadari gejalanya sampai mendekati kebutuhan untuk dialisis atau tindakan lainnya.
Memeriksakan ginjal secara teratur dapat membantu mengidentifikasi masalah lebih awal dan mencegah hilangnya fungsi ginjal.
Selain itu penting untuk memperhatikan gejala-gejala anak yang mengarah pada penyakit ginjal.
Baca Juga: Benarkah Penyakit Ginjal Akut pada Anak Lebih Parah Jika Mempunyai Penyakit Bawaan?
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR