Nakita.id - Jumlah kasus gagal ginjal akut di Indonesia kian hari kian menurun.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia Budi Gunadi Sadikin dimana penurunan kasus gagal ginjal akut terjadi sekitar lebih dari 95%, seperti dikutip Kontan (31/10/2022).
Penurunan kasus gagal ginjal akut ini terjadi setelah pemerintah menghentikan peredaran 5 obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan melebihi ambang batas aman.
“Karena begitu obat (sirup) itu diberhentikan itu turunnya lebih dari 95% yang masuk ke rumah sakit,” kata Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa Indonesia juga telah menerima obat untuk menangani pasien gagal ginjal akut yakni Fomepizole.
Obat Fomepizole itu, kata Budi, juga telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit yang menangani pasien gagal ginjal akut.
“Sejak kita berhentikan sirup obat-obatan tersebut, turun drastis sekali kasus yang masuk rumah sakit rumah sakit. RSCM yang tadinya bisa masuk 4, 5 per hari, sudah beberapa hari ini kosong. Hanya kemarin saja masuk satu, tapi itu kenanya sudah lama di Labuan Bajo,” ucapnya.
Diketahui, sudah sebanyak 141 anak di Indonesia yang meninggal dunia akibat kasus gagal ginjal akut ini, Moms dan Dads.
Ditambah, kasus ini didominasi oleh anak usia 1-5 tahun.
Penting untuk diketahui bahwa ada hubungan antara gagal ginjal akut dengan perkembangan anak.
Lantas, apa saja hubungannya? Simak terus informasi berikut ini, ya.
Baca Juga: Idap Penyakit Gagal Ginjal Akut Meski Tidak Minum Obat, Ini Penyebab Lainnya!
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR