Misalnya mereka perlu mengamuk dan berkelahi dengan teman-teman mereka sebelum mereka belajar bagaimana mengekspresikan emosi mereka dan menyelesaikan perselisihan.
Mereka perlu memiliki kamar yang berantakan sebelum belajar cara membersihkannya.
Mendorong anak-anak kita untuk tidak menjadi anak-anak, yakni untuk tidak mengalami pasang surut perilaku masa kanak-kanak yang normal dapat meninggalkan otonomi perkembangan mereka.
4. Pesan parenting yang tidak konsisten
Inkonsistensi dalam pesan pengasuhan dapat terjadi melalui gaya pengasuhan yang berbeda antara orang tua atau antara orang tua dan sekolah.
Pesan-pesan ini mencakup hal-hal seperti harapan anak, nilai/keyakinan, dan teknik disiplin.
Kerugian emosional datang kepada anak-anak ketika ketidakkonsistenan ini menyebabkan seorang anak merasa tidak stabil.
Anak merasa bahwa mereka harus menjadi satu jenis kepribadian dalam satu situasi versus yang lain dalam situasi yang berbeda.
Contohnya ketika mereka mendapatkan pujian. Anak-anak melihat pujian sebagai bentuk cinta dan ketika mereka mendapatkannya mereka merasa dicintai.
Ketika mereka tidak mendapatkannya, mereka merasa tidak dicintai.
Ketidakkonsistenan ini pada gilirannya secara emosional berbahaya bagi perkembangan anak.
Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Pola Asuh Anak dan Pengaruh yang Didapatkan
Tonton Sisi Baru dari Kisah Legendaris yang Telah Dinanti dalam Disney’s 'Mufasa: The Lion King'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR