Nakita.id - Semakin bertambahnya usia, pasti ada perubahan di dalam diri si Kecil.
Akan tetapi, ada juga yang hingga bertambahnya usia, suatu kebiasaan belum berubah.
Setiap anak tentu berbeda-beda. Salah satunya adalah kebiasaan mengompol.
Di umur tertentu, balita ada yang sudah tidak mengompol lagi.
Akan tetapi ada juga yang masih mengompol di usianya yang semakin besar.
Tentu hal ini membuat Moms dan Dads kelabakan.
Jika dilihat dari segi medis, kebiasaan ngompol di usia 3-5 tahun masih dianggap wajar.
Akan tetapi jika usianya lebih dari 5 tahun dan masih ngompol, apa yang harus dilakukan?
Moms harus mulai waspada dan memeriksakan anak ke dokter, karena dikhawatirkan si Kecil mengalami kelainan organik.
Kecuali jika ada gejala lain yang menyertainya, misalnya sering panas dan kencingnya menetes atau basah terus.
Jika kondisi tersebut terjadi, maka harus diperiksakan ke dokter sekalipun usianya masih di bawah 5 tahun.
Bisa jadi si Kecil mengalami infeksi saluran kemih.
Meski ngompol disebabkan karena masalah medis seperti infeksi saluran kencing atau penyakit kencing manis, biasanya jarang terjadi di usia balita.
Jika selama ini si Kecil tidak pernah mengompol tetapi tiba-tiba mengompol, bisa jadi si Kecil mengalami masalah emosional.
75 persen kasus ngompol disebabkan karena faktor emosional.
Moms bisa menyelidiki, apakah si Kecil punya masalah di sekolahnya?
Apakah ia baru saja dimarahi gurunya? Apakah ia bertengkar dengan temannya?
Atau Moms baru saja melahirkan adik bagi si Kecil?
Atau mungkin ia cemas karena akan menghadapi perpisahan dengan Moms yang tak lama lagi akan bersalin?
Masih banyak masalah emosional yang bisa jadi menyertai perilaku mengompol si Kecil, misalnya situasi stres seperti keadaan sakit, ayah-ibu bercerai, dan lainnya.
Dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi, cara mengatasi anak ngompol pun juga berbeda-beda.
Jika Moms mengalami kesulitan atau mungkin Moms tak dapat menemukan masalah emosional apa yang dihadapi anak, ada baiknya Moms konsultasi ke psikolog anak.
Ngompol juga bisa disebabkan karena toilet training yang kurang baik.
Pasalnya, anak-anak dengan toilet training kurang baik sehingga pengontrolan kandung kemihnya juga belum baik.
Ketika hal tersebut terjadi, kemungkinan ia untuk mengompol di kemudian hari juga bisa terjadi.
Berarti Moms harus melatihnya kembali.
Perhatikan jam berapa kira-kira si kKcil biasa mengompol.
Bangunkan ia sebelum jam tersebut untuk mengajaknya ke toilet atau pispot.
Jangan gendong anak, tapi berjalanlah bersamanya ke toilet.
Tuntun tangan kecilnya ke kancing celana sampai ia membukanya sendiri.
Usai pipis, bimbing kembali tangannya untuk mengancingkan celananya, lalu berjalan bersamanya kembali ke tempat tidur.
Gunakan jam weker yang bisa distel berbunyi untuk mengingatkan anak bahwa ia hanya boleh pergi ke kamar mandi, misalnya, tiap dua jam.
Secara bertahap tingkatkan jarak waktunya dengan deringan weker untuk memberi isyarat kapan ia harus mengosongkan kandung kemihnya. (Sumber: Tabloid Nakita)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR