Nakita.id - Pola asuh anak dan remaja tentu saja berbeda karena kebutuhan mereka berubah.
Ketika anak sudah mulai menginjak sekolah SD atau SMP, Moms dan Dads harus mulai merubah pola asuh anak dan remaja.
Nah, berikut adalah perbedaan pola asuh anak dan remaja yang wajib orang tua ketahui.
Mengasuh anak usia bayi, balita, hingga remaja memang bukan hal mudah.
Faktnya penelitian tidak menunjukkan perbedaan level stres ketika orang tua mengasuh balita dan remaja.
Tapi, dikatakan orang tua balita lebih mudah capek dan kesulitan menemukan waktu sendiri.
Banyak orang tua kewalahan ketika mengasuh usia bayi dan balita.
Ini karena bayi dan balita membutuhkan lebih banyak perhatian ekstra.
Apalagi bayi dan balita belum bisa mengutarakan apa yang mereka mau dan kehendaki.
Bayi dan balita juga cenderung mencontoh sikap dan perilaku orang tuanya.
Itu sebabnya, pola asuh bayi dan balita adalah dengan memberikan contoh secara langsung pada anak.
Baca Juga: Contoh Penerapan Pola Asuh Permisif pada Anak yang Kerap Dilakukan Orangtua
Penelitian mengungkap kalau kualitas Moms dan Dads baru bia berubah setelah anak masuk usia sekolah SD.
Tapi di saat yang sama, orang tua juga harus memperbaiki hubungan dengan anak secara emosional.
Kalian harus lebih percaya diri dan menanamkan prinsip serta nilai yang sudah bisa dipahami anak usia sekolah.
Melansir dari Parenting Across Scotland, ada beberapa perbedaan dalam mengasuh anak remaja.
Berikut perubahan gaya pola asuh yang bisa Moms terapkan ketika anak sudah menginjak usia 12 tahun ke atas.
1. Konflik
Konflik dengan anak usia remaja tidak selalu buruk.
Ini karena di masa-masa tersebut anak sedang belajar untuk mandiri.
Moms hanya harus mendengarkan sudut pandang anak dan mencari jalan tengah.
2. Berikan panduan yang jelas
Baca Juga: Penerapan Pola Asuh Demokratis dan Dampak yang Ditimbulkan pada Anak
Moms sudah harus mulai menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Anak remaja membutuhkan aturan dan panduan yang jelas layaknya anak usia balita.
3. Menghargai sudut pandang
Jangan berpikir kalau remaja akan setuju dengan semua perkataan Moms.
Anak usia remaja biasanya memiliki pemikiran dan sudut pandang sendiri dan kalian harus menghormatinya.
4. Tunjukkan perhatian
Moms harus menunjukkan perhatian kalian soal kegiatan yang dilakukan anak remaja.
Berikan dukungan dan bantuan untuk urusan sekolah dan pertemanan.
5. Habiskan waktu bersama
Anak tumbuh dewasa dan hubungan kalian mungkin berubah.
Habiskan waktu bersama dengan kegiatan menyenangkan.
Baca Juga: Pengertian Pola Asuh Otoriter pada Anak dan Dampaknya untuk Si Kecil
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR