Nakita.id - Ibu hamil tentu terkejut ketika mendapati ketuban pecah secara tiba-tiba.
Ketuban pecah di waktu mendekati HPL bisa jadi tanda waktu melahirkan segera tiba.
Umumnya, ketuban pecah terjadi setelah ibu hamil mengalami kontraksi.
Namun, bagaimana bila ketuban kecah tapi ibu tidak mengalami mulas atau kontraksi?
Apakah kondisi tersebut berbahaya?
Melansir Healthline, kantung ketuban merupakan selaput yang mengelilingi dan melindungi bayi di dalam raim.
Saat kantung pecah, cairan ketuban akan keluar melalui serviks dan vagina.
Nomalnya, ketuban pecah karena terkena kepala bayi yang masuk ke jalan lahir.
Namun, beberapa hal juga bisa menyebabkan ketuban pecah seperti kecelakaan, penyakit tertentu, dan lain sebagainya.
Meski normalnya persalinan bisa dilakukan segera setelah ketuban pecah, bagi sebagian orang mungkin tidak langsung alami kontraksi setellah ketuban pecah.
Dalam kebanyakan kasus, jika Moms tidak mengalami kontraksi tepat setelah ketuban pecah di waktu mendekati HPL, tidak perlu khawatir.
Baca Juga: Sederet Pemicu Ketuban Pecah Dini yang Harus Disadari Ibu Hamil
Ada beberapa alasan mengapa Moms tidak alami kontraksi tepat setelah ketuban pecah:
1. Tahapan awal persalinan
Ketuban pecah bisa jadi tanda awal persalinan.
Durasi rata-rata persalinan bagi Moms yang baru melahirkan antara 1 sampai 12 jam.
Jadi, mungkin perlu beberapa waktu hingga kontraksi muncul.
2. Kontraksi sangat ringan
Setiap orang memiliki kekuatan menahan sakit yang berbeda-beda.
Ketika masih alami kontraksi ringan, ada sebagian orang yang tidak menyadarinya.
Seiring waktu, kontraksi akan semakin terasa.
Semakin mendekati waktu persalinan kontraksi semakin meningkat frekuensi dan intensitasnya.
Lalu, apa yang harus dilakukan ibu hamil setelah ketuban pecah?
Disarankan bagi Moms untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas, bidan, rumah sakit, atau dokter terdekat.
Petugas kesehatan mungkin menyarankan untuk tinggal di rumah dan menunggu untuk melihat apakah kontraksi sudah dimulai.
Kemungkinan petugas kesehatan juga mengevaluasi kondisi kesehatan untuk melihat apakah ketuban benar-benar pecah.
Baca Juga: Berapa Lama Bayi Dapat Bertahan Setelah Ketuban Pecah Dini? Simak Penjelasannya di Sini!
Ketika Moms menunggu persalinan terjadi, Moms bisa beristirahat, jalan-jalan lambat, atau fokus dengan cara lain untuk versantai.
Moms juga bisa makan untuk mengumpulkan energi sebelum bersalin.
Semakin lama air ketuban pecah, semakin besar risiko infeksi.
Sebagian besar petugas kesehatan akan merekomendasikan intervensi jika persalinan belum dimulai dalam waktu 24 jam setelah pecah ketuban.
Jika ketuban pecah sebelum 37 minggu kehamilan, maka disebut ketuban pecah dini prematur.
Ketuban pecah dini prematur terjadi sekitar 2 sampai 20 persen kehamilan.
Beberapa hal yang menyebabkan ketuban pecah dini prematur diantaranya riwayat kesehatan, gaya hidup, hingga kondisi kesehatan tertentu.
Beberapa kondisi kesehatan pemicu ketuban pecah dini prematur adalah kekurangan berat badan, gizi buruk, merokok saat hamil, kelahiran prematur sebelumnya, dan pengalaman pendaahan di trimester 2 atau 3.
Bila ketuban pecah di usia kehamilan kurang dari 37 minggu segera hubungi dokter atau ke rumah sakit.
Itulah dia Moms penjelasan mengenai ketuban pecah namun tidak segera alami kontraksi.
Selamat mencoba!
Baca Juga: 5 Tanda Air Ketuban Pecah Jelang Persalinan yang Selama Ini Tak Disadari Banyak Ibu Hamil
Headliners Hadirkan Chaos Lab, Playground Imersif Pertama di Indonesia yang Menggabungkan Sains Interaktif dan Edukasi
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR