Hari Ayah Nasional pertama kali diusulkan oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) Surakarta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta pada 2006.
Mereka menyampaikan gagasan kalau sosok Ayah perlu juga ada hari perayaannya. Hal ini karena kita punya perayaan Hari Ibu dan Hari Anak yang lebih dulu ada.
Selain itu, mereka juga mendapat gagasan untuk mengajukan Hari Ayah karena ada seorang peserta menulis surat untuk ibu ketika perayaan Hari Ibu.
Peserta itu, menanyakan kapan ada lomba untuk menulis surat untuk ayah. Maka dari itu, PPIP Surakarta menyampaikan gagasan tersebut.
Hal tersebut karena ayah sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat juga perlu ada perayaannya sendiri untuk menghargai perjuangannya.
Kita juga tahu peran ayah tidak kalah penting dalam keluarga dan tidak bisa dipisahkan dalam sebuah keluarga.
Awalnya, peringatan ini dinamakan Hari Bapak sebelum akhirnya berubah menjadi Hari Ayah, agar lebih khusus kepada laki-laki yang mempunyai anak.
Hari Ayah Nasional sendiri pertama kali dirayakan pada 12 November 2006 di kota Surakarta, bertepatan dengan pernyataan resmi dari pemerintah yang menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Ayah.
Pernyataan resmi hari Ayah selain dilakukan di Surakarta, juga dilakukan di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sejak tahun 2006 itulah, kita selalu merayakan Hari Ayah setiap tahunnya.
Perayaan Hari Ayah Nasional ini pun tidak jauh berbeda dari perayaan Hari Ibu, yaitu lomba menulis surat untuk Ayah.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR