Nakita.id - Pemboros adalah sifat yang perlu kita hindari jika ingin dapat mengatur keuangan dengan baik.
Seringkali saat kita sudah hemat dan siap mengatur keuangan, justru malah pasangan kita yang memiliki sifat boros.
Bahkan seringkali pasangan yang boros tidak menyadari sifat pembrosan yang ia lakukan.
Punya pasangan pemboros memang memusingkan. Sekalipun yang diboroskan adalah uang hasil jerih-payahnya sendiri.
Mereka yang boros biasanya dibesarkan dari orang tua yang boros pula. Jadi, sejak kecil memang sudah terbiasa dengan pola hidup boros.
Umumnya lebih impulsif, yakni tak bisa menunda keinginan. Bila menginginkan sesuatu, ia pasti langsung membelinya. Bukankah dari orang tuanya, ia selalu mendapatkan pemenuhan atas setiap yang diinginkannya?
Kendati demikian, pola asuh bukan satu-satunya yang membentuk seseorang berkembang jadi si pemboros. Ada juga, kok, yang dulunya hidup miskin, tapi setelah dewasa jadi boros.
Kalau sekarang ia hidup bergelimang harta karena berhasil mencapai pendidikan tinggi hingga punya karir dan penghasilan bagus, tentunya apa pun yang ia inginkan bisa dibelinya dengan mudah hingga membentuknya jadi pribadi yang boros.
Jadi, sikap borosnya lebih merupakan kompensasi masa kecilnya yang serba susah.
Tentu saja, si pemboros tak mengenal budaya menabung. Terlebih si boros yang merupakan "produk" dari orang tua boros.
Di benaknya yang ada cuma bagaimana menghabiskan uang yang diperolehnya. Celaka, kan? Bisa-bisa tiap menjelang akhir bulan, suami harus ekstra cari tambahan untuk menutupi kekurangan belanja.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR