Nakita.id – Menemukan benjolan di daerah payudara seringkali membuat orang khawatir dan langsung berpikir bahwa itu kanker.
Tetapi sebagian besar benjolan payudara tidak bersifat kanker namun bisa juga merupakan kista berisi cairan.
Terdapat beberapa karakteristik yang membantu membedakan apakah itu penyakit kista payudara ataukah itu kanker payudara.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk segera memeriksakan diri ke dokter tentang benjolan payudara sehingga bisa mendapatkan diagnosis yang tepat.
Meskipun begitu, seseorang dapat merasakan perubahan di antara keduanya yang perlu diwaspadai.
Memang benar bahwa munculnya benjolan dapat dikaitkan sebagai tanda kanker payudara namun bisa saja juga menandakan adanya kista.
Kista adalah penyebab benjolan payudara yang umum dan biasanya jinak.
Ada berbagai jenis, termasuk sederhana dan kompleks, menurut American Cancer Society.
Kista sederhana hanya berisi cairan, sedangkan kista kompleks memiliki elemen cairan dan padat, sehingga mungkin perlu dibiopsi untuk memastikan tidak bersifat kanker.
Terkadang seseorang dapat mengembangkan kista sederhana di seluruh payudara.
Karena perubahan hormon terutama estrogen, kelenjar kulit yang tersumbat oleh kotoran seperti sel kulit mati, atau ketika folikel rambut tersumbat.
Baca Juga: Bukan Hanya Terjadi Pada Ovarium, Kenali Penyakit Kista Payudara serta Penyebabnya!
Kista payudara merupakan kantung berisi cairan bulat dan halus yang terbentuk di jaringan payudara.
Seseorang dapat memiliki satu atau lebih kista di satu atau kedua payudara. Kista bisa lunak atau keras, dan berdiameter mulai dari milimeter hingga inci.
Mereka dapat mempengaruhi wanita dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada mereka yang perimenopause.
Payudara bisa terasa berbeda sebelum, selama, dan setelah menstruasi karena didorong hormon.
Dapat pula mengalami perubahan rasio kelenjar susu dengan jaringan lemak seiring bertambahnya usia wanita.
Namun perubahan tersebut belum tentu merupakan tanda penyakit.
Payudara akan berubah sepanjang hidup sebagai bagian proses fisiologis yang normal.
Kista payudara biasanya terjadi karena fluktuasi hormon normal yang terjadi di tubuh wanita selama siklus menstruasi.
Itu sebabnya mereka paling umum di antara wanita yang masih dalam usia subur. Hanya sebagian kecil kista payudara yang terjadi pada wanita pasca menopause.
Kista payudara berkembang dengan cepat seringkali menekan jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan rasa sakit.
Kanker payudara, di sisi lain, ditandai dengan benjolan padat yang terbentuk dari reproduksi cepat sel-sel abnormal di lobulus payudara atau saluran susu.
Baca Juga: Berbagai Penyebab Penyakit Kista, Harus Diwaspadai Sejak Dini!
Jika tidak diobati, kanker payudara dapat menyerang jaringan payudara di sekitarnya dan bahkan organ lainnya.
Seperti kista, tumor kanker payudara sering dideteksi melalui metode skrining payudara.
Dokter juga mungkin meminta tes tambahan seperti USG, mamografi dan biopsi untuk menyingkirkan kondisi lain dan membuat diagnosis yang baik.
Tidak seperti kista, kanker payudara biasanya disertai dengan gejala lain.
Seperti keluarnya cairan dari puting susu yang tidak biasa, kulit berlesung pipit atau iritasi, dan perubahan ukuran dan bentuk payudara dan puting.
Benjolan kanker payudara dapat tumbuh banyak secara keseluruhan dan dapat menunjukkan ketidakteraturan dalam ukuran dan bentuk payudara yang terkena, dibandingkan dengan payudara normal.
Sementara benjolan jinak umumnya sangat teratur dan lambat tumbuh, sebagian besar tidak mengubah ukuran payudara secara drastis.
Kista payudara sebagian besar jinak dan tidak meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara.
Namun, kista kompleks, yang memiliki komponen padat, membawa risiko kecil keganasan.
Mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara juga dianjurkan untuk menjalani skrining kanker payudara dini dan sering karena mereka berisiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut.
Jika kanker ditemukan, dokter kemudian dapat merekomendasikan perawatan untuk kanker payudara berdasarkan stadium, termasuk pembedahan, kemoterapi atau radioterapi.
Baca Juga: Apakah Kista Penyakit Kewanitaan yang Berbahaya dan Berisiko?
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR