Nakita.id - Wah, ternyata ini perbedaan gumoh dan muntah pada bayi!
Mengetahui perbedaan gumoh dan muntah pada bayi adalah hal wajib yang harus Moms pahami usai dikaruniai buah hati.
Gumoh dan muntah adalah dua hal yang pasti akan selalu Si Kecil alami di masa awal kehidupannya.
Meski demikian, gumoh dan muntah bukanlah kondisi yang membahayakan, Moms.
Namun bukan berarti Moms abai ya ketika Si Kecil mengalami dua hal ini.
Agar bisa mengetahui cara penanganannya yang tepat, Moms harus pahami dulu perbedaan gumoh dan muntah bayi lewat penjelasan berikut ini.
Melansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gumoh spitting up atau gastroesophageal reflux merupakan proses keluarnya sebagaian susu setelah bayi menyusui.
Kondisi gumoh biasanya sering dialami bayi sampai berusia 1 tahun yang normal terjadi.
Setiap bayi, umumnya akan mengeluarkan volume susu dari mulut yang bervariasi.
Namun umumnya volume susu tersebut keluar dalam ukuran 1-2 sendok makan.
Meskipun mengalami gumoh, namun itut akan menganggu kesehatannya, Moms.
Baca Juga: Waspadai Penyebab Bayi Muntah dan Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai Untuk Segera Dibawa Ke Dokter
Malahan bayi yang gumoh akan lebih terlihat aktif, mengalami peningkatkan berat badan yang baik dan terhindar dari gangguan sistem pernapasan.
Pada bayi sehat, kondisi gumoh biasanya akan terjadi kurang dari 3 menit.
Gumoh pada bayi sangat rentan terjadi setelah makan atau berkaitan dengan gejala ringan.
Menurut data di Indonesia, angka kejadian gumoh pada bayi dalam 2 bulan kehidupan pertama lebih tinggi dari negara lain.
Dalam data ini menunjukkan, setidaknya sebanyak 25 persen bayi Indonesia mengalami gumoh lebih dari empat kali selama satu bulan pertama.
Sementara sebanyak 50 persen mengalami gumoh 1-4 kali per harinya hingga berusia 3 bulan.
Lalu, mengapa gumoh bisa terjadi?
Rupanya kondisi ini bisa dialami karena ukuran lambung bayi masih sangat kecil dan katup lambung yang belum kuat, Moms.
Karena ukuran lambung dan katup lambung yang belum dapat menutup dengan erat lah, membuat susu yang sudah berada di dalam lambung kembali mengalir ke mulut.
Gumoh umumnya terjadi saat bayi terlalu banyak minum susu, bersendawa, atau menelan banyak udara.
Namun tenang saja, karena gumoh ini hanya akan terjadi hingga Si Kecil berusia 18-24 bulan.
Tak hanya gumoh, muntah pada bayi juga merupakan kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi orang tua.
Meskipun sering disebut sama, namun muntah sebenarnya adalah kondisi yang berbeda dengan gumoh, Moms.
Melansir situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), muntah merupakan gejala tanda terjadinya beberapa penyakit, antara lain sebagai berikut:
- Refluks (gastroesphageal reflux disease)
- Sumbatan usus
- Infeksi telinga
- Infeksi usus
- Infeksi paru
- Radang otak
- Alergi protein.
Jika refluks pada lambung menyebabkan komplikasi, maka akan menyebabkan terjadinya gastroseophageal reflux (GERD), dimana kondisi ini sangat berkaitan erat dengan kondisi penurutan berat badan, rewel, menangis terus menerus hingga bisa menyebabkan Si Kecil menolak untuk makan.
Baca Juga: Moms, Kenali Penyebab Si Kecil Sering Muntah Setelah Menyusu
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR