Nakita.id – Beberapa waktu terakhir, Indonesia dihebohkan dengan adanya kasus penyakit polio.
Sudah lama jarang terdengar namanya, namun belakangan penyakit polio kembali terdengar.
Kasus polio pertama kali ditemukan pada seorang anak yang tinggal di Kabupaten Pidie, Aceh.
Atas kejadian ini, Kemenkes telah resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa atau KLB polio.
Penetapaan KLB polio diperlukan mengingat Indonesia sudah dinyatakan bebas sejak tahun 2014.
Polio merupakan penyakit yang kerap diderita oleh anak-anak.
Untuk mencegahnya, sejak bayi mereka diberikan imunisasi polio untuk memberikan perlindungan.
Munculnya kembali penyakit ini banyak orangtua yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai apa itu polio.
Selain itu, banyak pertanyaan yang timbul seputar penyakit polio untuk memenuhi rasa ingin tahu.
Salah satunya adalah mengenai apakah penyakit polio menular atau tidak.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak faktanya berikut ini, Moms.
Baca Juga: Simak Baik-baik Moms, Ini Cara Terbaik Perawatan untuk Penyakit Polio
Polio atau yang disebut poliomielitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala ringan atau tanpa gejala pada kebanyakan orang.
Tetapi, pada beberapa orang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Dilansir dari Cleveland Clinic, virus polio masuk ke tubuh melalui mulut atau hidung. Mereka dapat bereproduksi lebih banyak dan menyerang sistem saraf.
Dalam beberapa kasus, virus dapat masuk ke otak dan sumsum tulang belakang dan menyebabkan kelumpuhan.
Kelumpuhan dapat memengaruhi lengan, kaki, atau otot yang mengontrol pernapasan.
Penyakit polio termasuk ke dalam penyakit yang memiliki tingkat penularan tinggi.
Virus polio menyebar melalui kontak dengan feses orang yang terinfeksi atau droplet dari bersin atau batuk.
Selain itu, jika anak terkena tinja atau droplet dari orang yang terinfeksi di tangan, kemudian menyentuh mulut, anak memiliki risiko untuk terinfeksi.
Begitu juga, anak dapat terinfeksi ketika anak memasukkan benda, seperti mainan, yang mengandung kotoran atau tetesan ke dalam mulutnya.
Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke orang lain segera sebelum dan biasanya 1 sampai 2 minggu setelah timbul gejala.
Baca Juga: Manfaat Imunisasi Polio, dan Kapan Waktu yang Tepat Pemberian kepada Anak?
Virus dapat hidup di usus orang yang terinfeksi selama berminggu-minggu.
Orang yang tidak pernah menerima atau menyelesaikan rangkaian imunisasi polio memiliki risiko paling tinggi tertular dan sakit akibat virus polio.
Dilansir dari Centers for Disease Control dan Prevention (CDC), terdapat beberapa gejala yang dapat dikenali sebagai tanda-tanda telah terinfeksi virus polio.
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Mudah lelah
- Sakit kepala
- Mual, muntah, dan sakit perut
Gejala ini biasanya berlangsung 2 sampai 5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya.
Pada kasus yang lebih jarang, orang dengan infeksi virus polio akan mengembangkan gejala yang lebih serius yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.
Seperti paresthesia (rasa kesemutan di kaki), meningitis (infeksi pada penutup sumsum tulang belakang dan otak), atau kelumpuhan (tidak dapat menggerakkan bagian tubuh) atau kelemahan pada lengan, kaki, atau keduanya.
Baca Juga: Berapa Kali Imunisasi Polio Harus Diberikan pada Anak? Simak Penjelasannya di Sini!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR