Alasan bayi mengucapkan "Mama" atau "Papa" pertama ternyata sangat individual.
Kedua kata itu sama-sama umum karena pengulangannya membuat mereka lebih mudah diucapkan dan bayi medengarnya setiap hari lebih sering daripada kata apapun.
Selain itu, penelitian dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences menunjukkan bayi mengalami peningkatan aktivitas di bagian otak yang memproses bahasa ketika mendengar kata "mama" dan "papa".
"Mungkin bukan kebetulan bahwa banyak bahasa di dunia memiliki suku kata berulang dalam 'kata anak' mereka," kata penulis studi Judit Gervain dalam siaran pers.
Namun tidak bisa ditentukan apakah mengatakan "mama" lebih mudah daripada "papa" untuk bayi.
Teori klasik oleh ahli bahasa Rusia Roman Jakobson menemukan bahwa suara "m" (untuk "mama") lebih mudah dibuat oleh bayi karena mereka cenderung melakukannya ketika mulut mereka melekat ke botol atau payudara.
Namun menurut Breyne Moskowitz, PhD, bunyi sengau seperti “m” sebenarnya lebih sulit.
Antara usia empat dan enam bulan, bayi mulai mengoceh sebagai cara untuk menguji keterampilan artikulasinya.
Mereka lebih cenderung mengucapkan suara "da" karena hal itu tidak mengharuskannya untuk memaksakan udara melalui hidung.
Dalam hal ini, bayi mungkin tidak tahu bahwa dia secara khusus memanggil "papa", tetapi itu adalah kata pertama yang dikenali orang dewasa sebagai kata yang memiliki arti.
“Anak-anak mulai dengan kata-kata sederhana yang memiliki berbagai arti,” kata Sandra Disner, PhD, seorang profesor linguistik di University of Southern California.
Baca Juga: Ayah Masa Kini Bisa Berperan Sama Membagi Waktu antara Keluarga dan Karier, Simak Tipsnya
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR