Nakita.id - Gelombang PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja akhir-akhir ini marak terjadi.
Terutama, di masa pandemi Covid-19 yang kini masih ada di Indonesia.
Bisa saja keluarga terdekat atau Moms dan Dads sendiri sedang mengalaminya.
Pegawai yang terkena PHK tentu saja khawatir mengenai kesejahteraan finansial di masa mendatang.
Kehilangan pekerjaan bisa membuat banyak orang merasa stres dan kehilangan harapan.
Namun, kehilangan pekerjaan jadi salah satu tantangan hidup yang harus dihadapi.
Bagi orang-orang yang kena PHK, jangan langsung menyerah dulu, ya.
Kehidupan masih akan tetap berlanjut dan ada banyak hal yang harus dijalani.
Karyawan yang terkena PHK biasanya akan mendapatkan uang pesangon dari perusahaan.
Uang ini sudah seharusnya digunakan dengan bijak.
Diharapkan uang pesangon bisa untuk mencukupi biaya kehidupan selama belum mendapatkan pekerjaan baru.
Apabila dikelola dengan baik, uang pesangon bisa digunakan untuk bertahan selama beberapa bulan.
Apalagi, uang pesangon biasanya diberikan dengan jumlah yang cukup besar.
Untuk bisa mengatur keuangan agar pesangon aman, tim Nakita telah mewawancarai Rizqi Syam BA, CFP, financial planner di Finansialku, Selasa (29/11/2022).
Menurut Rizqi, ada beberapa orang yang salah dalam menggunakan uang pesangon.
Saat memiliki dana yang cukup besar, biasanya kita kerap memaksakan diri untuk berbisnis.
Padahal, belum tentu Moms atau Dads mengerti akan dunia bisnis.
Ketidaktahuan dalam pengelolaan bisnis ini bisa membuat usaha yang Moms tekuni tidak berkembang.
Atau, Moms dan Dads merasa tergiur untuk melakukan investasi.
Moms terburu-buru untuk menaruh investasi dengan dana besar tanpa mengetahui dan mempejari terlebih dahulu apakah investasi tersebut aman atau tidak.
"Kita melakukan investasi yang padahal kita tidak mengerti investasi dengan jumlah yang besar dan akhirnya uangnya dibawa lari, ditipu, akhirnya bangkrut dan itu jadi masalah," ungkap Rizqi.
Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan dengan Gaji UMR yang Benar
Sebagai permulaan dalam mengelola keuangan dari uang pesangon, Moms perlu menekankan pentingnya dana darurat.
Menurut Rizqi, uang pesangon bisa digunakan untuk dana darurat pertama kali.
Dana darurat ini bisa digunakan untuk pengeluaran wajib bulanan yang harus Moms penuhi.
Total dana yang dimiliki dibagi dengan total semua kebutuhan dana per bulannya.
Nanti hasil pembagiannya adalah jangka waktu Moms bisa hidup dengan total dana darurat yang selama ini dipegang.
"Tekankan pentingnya dana darurat. Uang pesangon bisa digunakan untuk dana darurat pertama kali. Apalagi, jika kita sudah berkeluarga yang membutuhkan dana darurat banyak banget," jelas Rizqi.
Apabila Moms dan Dads memiliki cicilan yang harus dibayar, gunakan uang pesangon untuk membayar cicilan tersebut selama beberapa bulan.
"Jika ada cicilan, cicilan dahulu yang kita utamakan. Dengan pesangon, Moms bisa mengurangi beban cicilan jadi lebih kecil," sambungnya.
Sebenarnya uang pesangon boleh saja digunakan untuk melakukan investasi, asalkan sudah bisa memenuhi dana darurat atau cicilan sudah dibayarkan untuk beberapa bulan ke depan.
Rizqi juga mengatakan jika beberapa orang menggunakan uang pesangon untuk kebutuhan spiritual atau perjalanan ibadah sesuai kepercayaan agama masing-masing dan ini boleh dilakukan agar kondisi kesehatan mental dapat terjaga saat dilanda PHK.
"Sisanya bisa dilakukan untuk perjalanan ibadah. Misalnya, dipakai untuk berangkat umroh," pungkas Rizqi.
Baca Juga: Cara Jitu Menabung dengan Gaji UMR Setiap Bulan, Ikuti Tips Mudah Ini
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR