Nakita.id – Semenjak ditemukan kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, Kementerian Kesehatan menggelar imunisasi polio massal.
Pemberian imunisasi polio secara serentak ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi terutama di Kabupaten Pidie.
Rendahnya cakupan imunisasi menjadi sebuah ancaman untuk mempertahankan status bebas polio.
Sementara itu, polio merupakan penyakit yang lebih rentan menyerang pada anak-anak.
Penyakit ini hanya daat dicegah dengan pemberian vaksinasi dengan dosis lengkap.
Dengan pemberian imunisasi massal, ini tidak hanya melindungi anak-anaka dari penularan virus polio.
Tetapi, juga meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi supaya melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Kemenkes sudah memulai imunisasi polio masal selama sepekan.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, mereka menargetkan 95.603 anak berusia 0-12 tahun.
Imunisasi polio massal bertajuk Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) ini, dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari Kejadian Luar Biasa Polio di wilayah tersebut beberapa waktu lalu.
“Hari ini, kita telah mulai memberikan imunisasi polio massal kepada anak-anak di Kabupaten Pidie. Alhamdulillah, hari ini sudah 14.000 anak yang diimunisasi,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu saat pencanangan Sub PIN di Alun-Alun Kota Sigli, Aceh (28/11/2022).
Baca Juga: Jangan Sampai Disepelekan, Kenali dan Waspadai Beberapa Gejala Polio pada Anak
Lebih lanjut lagi, Dirjen Maxi menyebutkan selain di Kabupaten Pidie, Sub PIN Polio juga akan dilaksanakan di 21 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
Pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap, sejumlah 2 putaran dengan target sasaran sekitar 1.217.939 anak rentang usia 0-12 tahun.
Secara rinci, Sub PIN putaran pertama dilaksanakan di Kabupaten Pidie mulai 28 November 2022, di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang akan dimulai 5 Desember.
Sedangkan, untuk kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh akan dimulai pada 12 Desember 2022.
Adapun pada Sub PIN putaran kedua, akan dimulai minggu ke-4 Januari 2023 meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.
Pada masing-masing putaran, akan menggunakan vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) kemasan 50 dosis per vial yang diproduksi oleh PT. Biofarma.
Vaksin ini digunakan hanya pada pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio tipe 2.
“Kita harapkan target tersebut bisa tercapai, namun bila masih ditemukan risiko penularan, maka akan dilakukan Sub PIN putaran berikutnya. Hal ini untuk memastikan penularannya benar-benar bisa kita hentikan,” jelas Dirjen Maxi.
Cara terbaik untuk mencegah polio pada anak harus mendapatkan vaksinasi lengkap. Untuk perlindungan terbaik, anak-anak harus mendapatkan empat dosis vaksin polio.
Idealnya, anak-anak harus menerima dosis pada usia tertentu:
- Suntikan pertama pada usia 2 bulan.
Baca Juga: Upaya Penyembuhan yang Dapat Dilakukan untuk Penyakit Polio pada Anak
- Suntikan kedua pada usia 4 bulan.
- Suntikan ketiga antara usia 6 dan 18 bulan.
- Dosis boster atau tambahan antara usia 4 dan 6 tahun.
Jika belum pernah divaksinasi polio dan seseorang disarankan untuk divaksinasi saat dewasa, yang akan mendapatkan tiga suntikan:
- Dua dosis 1 sampai 2 bulan terpisah.
- Dosis ketiga 6 sampai 12 bulan setelah yang kedua.
Ikuti tips keamanan makanan dan minuman untuk menghindari paparan makanan dan minuman yang dapat terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi polio.
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah menggunakan kamar mandi atau mengganti popok anak, dan sebelum makan atau menyiapkan makanan.
Pembersih tangan berbasis alkohol tidak membunuh virus polio.
Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut. Jika perlu menyentuh wajah anak, pastikan tangan bersih.
Tutupi mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju anak saat batuk atau bersin.
Baca Juga: Apakah Penyakit Polio Bisa Sembuh Total dan Tidak Ada Kambuh? Begini Penjelasannya
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR