Pemerintah Hindia Belanda menaruh perhatian cukup besar pada perkoperasian, mengingat usaha tersebut diminati oleh kalangan penduduk bumiputra.
Cikal bakal koperasi juga sudah ada sejak tahun 1896.
Patih Aria Wiriaatmadja di Purwokerto memulai suatu usaha yang disebut Hulp en Spaarbank (Bank Pertolongan dan Simpan) yang cara kerjanya mirip dengan koperasi dan mulai memberikan pinjaman kepada pegawai negeri.
Tahun 1898, Hulp en Spaarbank diperluas dengan memberikan pinjaman kepada para petani.
Namun, pemerintah kolonial tidak banyak mendukung cita-cita perkembangan koperasi saat itu.
Pemerintah hanya mendirikan Bank Desa, Lumbung Desa, Rumah Gadai, dan lain-lain yang tujuan pendiriannya berbeda-beda.
Ide Patih Aria Wiriaatmadja kemudian dikembangkan oleh De Wolf van Westerrode, Asisten Residen Purwokerto, Keresidenan Banyumas yang pernah belajar tentang volksbank (Bank Rakyat) di Jerman.
Tahun 1908 menandai era pergerakan nasional.
Tahun ini juga merupakan periode lahirnya koperasi-koperasi pertama di Hindia Belanda yang dipelopori oleh Boedi Oetomo.
Organisasi tersebut membentuk koperasi-koperasi usaha dan koperasi-koperasi rumah tangga untuk membantu kesejahteraan ekonomi masyarakat saat itu.
Bahkan di tahun 1913, Sarekat Dagang Islam membentuk koperasi-koperasi toko dan koperasi-koperasi batik yang tidak dapat dilepaskan dari tujuan awal pendirian Sarekat Dagang Islam untuk melindungi para pedagang-pedagang batik di Surakarta.
Baca Juga: Kunci Jawaban Lengkap Soal Evaluasi Esai Halaman 143 IPS Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Koperasi: Pengertian, Jenis, Asas, dan Fungsinya Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Koperasi: Pengertian, Jenis, Asas, dan Fungsinya"
Penulis | : | Hanifa Qurrota A'yun |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR