Nakita.id - Yuk, Moms ketahui kapan anak bisa diberikan mainan plastisin atau play dough.
Ada banyak sekali macam mainan untuk anak yang bisa dibeli di toko mainan.
Tapi, memilih mainan untuk Si Kecil haruslah dilakukan dengan teliti.
Tidak hanya menghibur untuk anak, mainan sebaiknya juga bisa mendukung perkembangannya.
Di toko mainan, plastisin menjadi salah satu mainan yang cukup populer di kalangan orang tua.
Warnanya yang beragam membuat anak tertarik.
Bahkan, seringkali juga dilengkapi dengan peralatannya sehingga membuat bentuk yang dihasilkan jadi lebih beragam.
Namun, membelikan plastisin untuk anak haruslah sesuai dengan usianya. Lalu, kapan orangtua boleh membelikan plastisin untuk anak?
Melansir dari Verywell Family, mainan plastisin baru bisa diberikan saat anak sudah menginjak usia 2 tahun.
Plastisin dipilih oleh orangtua untuk bahan bermain anak karena teksturnya yang lembut.
Belum lagi, harganya pun cenderung murah dan bisa dibeli di tidak hanya di toko mainan, tapi juga toko alat tulis.
Namun, plastisin juga memiliki peringatan choking hazard atau membuat anak tersedak jika memasukkannya ke dalam mulut.
Oleh karena itu, anak di bawah 2 tahun bukan menjadi usia yang tepat untuk dikenalkan pada plastisin sebab keingintahuannya akan panca indera masih sangat tinggi.
Anak usia di bawah dua tahun masih suka mengeksplor keingintahuannya, salah satunya dengan memasukkan benda ke dalam mulutnya.
Tak hanya itu saja, anak usia 2 tahun juga biasanya sudah memahami perintah dari orang tua.
Sehingga, ketika orangtua mengatakan tidak saat anak hendak memasukkan benda ke dalam mulutnya, anak bisa paham bahwa ia harus menghentikan apa yang ia lakukan.
Kriteria Mainan yang Berbahaya untuk Balita
Moms juga perlu tahu beberapa contoh atau kriteria mainan yang berbahaya untuk balita. Apa saja, ya?
1. Kelereng
Kelereng bisa jadi mainan yang cocok untuk anak usia sekolah.
Namun, sebaiknya kelereng tidak diberikan pada anak yang usianya masih balita.
Dengan ukurannya yang kecil dan keingintahuan anak yang besar, akan menjadi mengkhawatirkan jika kelereng dimasukkan ke dalam mulut anak.
Baca Juga: Bisa Dicoba di Rumah, Beberapa Permainan Sederhana Ini Akan Melatih Kemampuan Motorik Halus Si Kecil
Akan berbahaya jika anak tersedak karenanya.
2. Menggunakan Baterai yang Tak Berpenutup
Tak masalah jika Moms membeli mainan yang memerlukan baterai untuk anak. Mainan mendidik seperti papan musik atau alat musik mainan bisa jadi pilihan yang tepat.
Namun, pastikan bahwa mainan tersebut pas untuk usia anak dan memiliki penutup.
Mainan yang tak berpenutup di bagian baterainya cenderung tidak aman untuk anak karena bahan kimia dari baterai yang berbahaya untuk kulit anak.
Tak hanya itu saja bagian yang tajam akan melukai kulit anak.
3. Memiliki Ujung yang Tajam
Mainan yang tajam juga sebaiknya tidak diberikan untuk balita karena bisa melukai kulitnya.
4. Mainan Bekas
Tak masalah jika Moms dan Dads memilih untuk membelikan anak mainan-mainan bekas. Bisa saja bekas milik sepupu yang sudah tidak terpakai atau membeli secara online.
Tapi, pastikan mainan tersebut cocok untuk usia anak. Tak hanya itu saja, pastikan juga kebersihannya agar tidak ada kemungkinan bakteri atau virus yang menginfeksi anak.
Baca Juga: 7 Jenis Mainan untuk Tumbuh Kembang Anak Autisme, Mulai dari Puzzle hingga Plastisin
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR