Nakita.id - Cara mengatasi ejakulasi dini melibatkan teknik perilaku, pengobatan dan konseling.
Mungkin perlu waktu untuk menemukan cara mengatasi ejakulasi dini atau kombinasi perawatan yang cocok untuk Dads.
Pasalnya, perawatan perilaku plus terapi obat mungkin tidak memberikan hasil yang sama pada setiap orang.
Ejakulasi dini adalah kondisi ketika seorang pria mengalami orgasme dan mengeluarkan air mani segera setelah memulai aktivitas seksual dengan rangsangan minimal.
Ini juga dikenal dengan kondisi ejakulasi prematur, ejakulasi cepat, klimaks cepat, klimaks prematur dan ejakulasi praecox.
Tidak ada batas waktu yang mendefinisikan "prematur", tetapi para ahli di International Society for Sexual Medicine memberi patokan sekitar satu menit setelah penetrasi.
Sementara International Classification of Diseases menetapkan batas waktu 15 detik sejak awal hubungan seksual.
Meskipun pria dengan ejakulasi dini memberikan kesan bahwa mereka kurang memiliki kendali atas ejakulasi, tidak jelas apakah itu benar atau tidak.
Apalagi kebanyakan pria rata-rata juga melaporkan bahwa mereka berharap bisa bertahan lebih lama saat berhubungan intim.
Pria yang mengalami ejakulasi dini sering merasakan tekanan emosional dan hubungan.
Beberapa bahkan menghindari melakukan hubungan seksual karena rasa malu terkait kondisi ini.
Pria dengan ejakulasi dini mungkin membutuhkan beberapa terapi dan pengobatan seperti berikut ini:
Dalam beberapa kasus, terapi ejakulasi dini melibatkan langkah-langkah sederhana.
Cara ini mungkin termasuk mempelajari teknik masturbasi satu atau dua jam sebelum hubungan seksual.
Ini memungkinkan pria untuk menunda ejakulasi saat berhubungan seks dengan pasangan.
Ahli kesehatan juga mungkin merekomendasikan untuk menghindari hubungan seksual untuk jangka waktu tertentu.
Berfokus pada jenis foreplay lainnya juga dapat mengurangi tekanan yang mungkin dirasakan pria selama hubungan seksual.
Otot dasar panggul yang lemah mungkin membuat lebih sulit untuk menunda ejakulasi.
Latihan dasar panggul (Kegel untuk pria) dapat membantu memperkuat otot-otot ini.
Temukan otot yang tepat untuk dilatih dengan cara berhentilah secara tiba-tiba di tengah proses buang air kecil atau kencangkan otot yang mencegah Dads mengeluarkan gas.
Kedua tindakan tersebut menggunakan otot dasar panggul pria.
Kencangkan otot tersebut, tahan selama tiga detik lalu rileks selama tiga detik. Cobalah beberapa kali berturut-turut.
Baca Juga: Tips Hubungan Intim Tahan Lama, Cegah Ejakulasi Dini Bagaimana Caranya?
Saat otot semakin kuat, cobalah melakukan senam Kegel sambil duduk, berdiri, atau berjalan.
Ulangi tiga kali sehari dan lakukan setidaknya tiga set 10 repetisi sehari.
Cara mengatasi ejakulasi dini ini bisa dilakukan bersama pasangan untuk menggunakan teknik pause-squeeze.
Caranya, mulailah aktivitas seksual, termasuk merangsang penis, hingga Dads merasa hampir siap untuk ejakulasi.
Kemudian Dads atau pasangan bisa meremas ujung Mr.P di mana kepala bergabung dengan batangnya.
Terus meremas selama beberapa detik sampai dorongan untuk ejakulasi berlalu. Ulangi proses pemerasan sesuai kebutuhan.
Dengan mengulangi sebanyak yang diperlukan, Dads bisa mencapai titik penetrasi tanpa ejakulasi.
Setelah beberapa kali latihan, menunda ejakulasi mungkin akan menjadi kebiasaan yang tidak lagi memerlukan teknik jeda-peras.
Jika teknik pause-squeeze menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman, Dads dapat mencoba teknik stop-start.
Ini melibatkan cara yang kurang lebih sama namun alih-alih menekan Mr. P, Dads bisa mencoba menghentikan rangsangan seksual sebelum ejakulasi terjadi.
Kemudian tunggu sampai tingkat gairahnya berkurang dan mulai lagi.
Kondom mungkin membuat Mr.P kurang sensitif, yang bisa membantu menunda ejakulasi.
Kondom "kontrol klimaks" dirancang khusus mengandung zat pemati rasa seperti benzocaine atau lidocaine untuk menunda ejakulasi.
Kondom jenis ini mungkin juga terbuat dari lateks yang lebih tebal.
Krim, gel, dan semprotan yang mengandung bahan mati rasa — seperti benzokain, lidokain, atau prilokain — terkadang digunakan untuk mengobati ejakulasi dini.
Obat-obatan ini dioleskan ke penis 10 sampai 15 menit sebelum berhubungan intim untuk menghasilkan sensasi dan membantu menunda ejakulasi.
Meskipun obat-obatan jenis ini efektif dan dapat ditoleransi dengan baik, mereka memiliki efek samping yang potensial.
Seperti menyebabkan penurunan perasaan dan kenikmatan seksual pada kedua pasangan.
Obat oral tidak terlalu disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati ejakulasi dini, namun ada juga yang digunakan untuk tujuan ini.
Seperti misalnya antidepresan, pereda nyeri dan obat untuk disfungsi ereksi.
Obat-obatan ini mungkin diresepkan untuk penggunaan sesuai permintaan atau harian oleh dokter atau dengan perawatan lain.
Efek samping penggunaan obat ini untuk mengatasi ejakulasi dini mungkin termasuk mual, sakit kepala, mengantuk dan pusing.
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR