Arsy membenarkan bahwa lebam-lebam di lengannya itu disebabkan oleh main lato-lato.
"Iya Arsy main lato-lato kena, makanya begini," jawab Arsy Hermansyah.
Sebagai kakak ipar, Atta tidak tega melihat lengan Arsy yang lebam gara-gara main lato-lato.
Sebagai solusi, Atta menyarankan Arsy untuk main lato-lato dengan bentuk berbeda atau yang Atta sebut sebagai lato-lato matic.
"Kamu niat banget, lihat ini merah, ini begini (lebam), makanya main lato-latonya yang matic aja," kata Atta Halilintar lalu kemudian memperlihatkan lato-lato matic yang dimaksud.
Mendengar saran Atta, Arsy mengatakan, dirinya justru tidak bisa main lato-lato matic.
"(Lato-lato) matic Arsy gak bisa, susah," jawab Arsy.
Di Indonesia lato-lato pertama kali dimainkan oleh orang-orang Bugis, Makassar Sulawesi Selatan.
Permainan tradisional tersebut bukan dari asal Makassar dikenal pertama kali di Negara Amerika sejak 1960 kemudian semakin berkembang hingga 1970.
Sejarawan Amerika bernama John P Swan di Italia bahkan ada kompetisi lato-lato permainan ini kemudian menjalar hingga Amerika Latin seperti Argentina.
Bahkan di Italia ada kompetisi lato-lato kemudian bergerak menjalar sampai Amerika Latin Argentina di Argentina latulator disebut sebagai Bolas atau Boleadoras bukan hanya untuk mainan saja namun sebagai senjata berburu.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR