Nakita.id - Tidak hanya bocah di Kalimatan Barat yang jadi korban lato-lato, Arsy Hermansyah juga.
Ya, anak Anang Hermansyah dan Ashanty itu menjadi salah satu korban lato-lato, permainan yang saat ini sedang viral.
Salah satu bagian tubuh Arsy mengalami masalah cukup serius, hal ini pertama kali diketahui oleh Atta Halilintar, suami Aurel Hermansyah.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Simak selengkapnya di sini Moms.
Moms tentu sudah tak asing lagi dengan lato-lato, permainan jadul yang saat ini sedang viral lagi.
Namanya tidak hanya lato-lato, tapi di beberapa daerah nama permainan ini adalah ethek ethek sampai toktok.
Mulai anak kecil sampai dewasa pun mendadak ingin memainkannya.
Suaranya yang nyaring dan berisik itu bagi sebagian orang menjadi suara yang enak didengar.
Sebagian lainnya mengatakan kalau permainan lato-lato membuat berisik.
Tapi melansir berbagai sumber, sempat dikatakan bahwa sejak permainan lato-lato viral, anak-anak jadi jarang main gawai.
Handphone yang selama ini menjadi mainan anak-anak yang menyebabkan masalah itu jadi jarang disentuh.
Anak-anak sibuk main lato-lato.
Sayangnya main lato-lato juga membawa korban.
Yang paling viral kasus bocah usia 8 tahun di Kalbar yang matanya harus dioperasi karena tertancap lato-lato yang pecah.
Awal mulanya matanya merah, ibunya khawatir dan menyakannya pada sang anak.
Awalnya sempat tidak mau mengaku, tapi akhirnya bocah tersebut mengatakan bahwa matanya kena pecahan lato-lato.
Akhirnya langsung dibawa ke rumah sakit dan dioperasi.
Tapi pada kenyataannya tidak hanya bocah Kalbar saja yang jadi korban, Arsy Hermansyah juga.
Hal tersebut sempat diunggah Atta di Instagram Story pribadinya.
Atta langsung bertanya kepada Arsy, kenapa tangannya bisa lebam alias membiru.
Atta merasa khawatir dengan adik iparnya itu.
"Kok (lebam)? ini gara-gara lato-lato?" tanya Atta Halilintar ke Arsy Hermansyah sambil mengarahkan kamera ke lengan Arsy yang membiru pada Senin (09/01).
Arsy membenarkan bahwa lebam-lebam di lengannya itu disebabkan oleh main lato-lato.
"Iya Arsy main lato-lato kena, makanya begini," jawab Arsy Hermansyah.
Sebagai kakak ipar, Atta tidak tega melihat lengan Arsy yang lebam gara-gara main lato-lato.
Sebagai solusi, Atta menyarankan Arsy untuk main lato-lato dengan bentuk berbeda atau yang Atta sebut sebagai lato-lato matic.
"Kamu niat banget, lihat ini merah, ini begini (lebam), makanya main lato-latonya yang matic aja," kata Atta Halilintar lalu kemudian memperlihatkan lato-lato matic yang dimaksud.
Mendengar saran Atta, Arsy mengatakan, dirinya justru tidak bisa main lato-lato matic.
"(Lato-lato) matic Arsy gak bisa, susah," jawab Arsy.
Di Indonesia lato-lato pertama kali dimainkan oleh orang-orang Bugis, Makassar Sulawesi Selatan.
Permainan tradisional tersebut bukan dari asal Makassar dikenal pertama kali di Negara Amerika sejak 1960 kemudian semakin berkembang hingga 1970.
Sejarawan Amerika bernama John P Swan di Italia bahkan ada kompetisi lato-lato permainan ini kemudian menjalar hingga Amerika Latin seperti Argentina.
Bahkan di Italia ada kompetisi lato-lato kemudian bergerak menjalar sampai Amerika Latin Argentina di Argentina latulator disebut sebagai Bolas atau Boleadoras bukan hanya untuk mainan saja namun sebagai senjata berburu.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR