Hal ini diungkapkan oleh Psikolog Sosial sekaligus Ilmuwan dari The Kinsey Institute, Amanda Gesselman, mengutip dari Vice.
Gesselmen mengungkapkan bahwa bisa saja amarah tersebut muncul karena adanya penolakan berhubungan intim.
"Seseorang dapat menafsirkan penolakan sebagai sinyal bahwa pasangannya tidak lagi menganggap mereka menarik, tidak lagi menikmati seks dengan mereka, atau tidak lagi ingin bersama mereka, bahkan jika walaupun semua pendapat itu salah," kata Gesselman melansir dari Vice.
Oleh sebab itu, salah satu cara mengatasinya adalah saling berbicara dan mengekspresikan perasaan mengenai keinginan dan fantasi masing-masing mengenai gairah seksual.
Meskipun komunikasi tidaklah mudah, namun ada baiknya salah satu memulai berkomunikasi mengenai hubungan intim.
Hal ini menjadi cara tepat memperbaiki dan kembali merekatkan keharmonisan, terutama di ranjang.
"Banyak pasangan cenderung gagal melakukan hubungan intim yang kreatif," ungkap ahli lain yaitu Vanessa Marin.
Marin mengimbau agar melakukan sesuatu yang berbeda dalam berhubungan intim agar tidak mengalami masalah bahkan kebosanan.
"Kalian harus mencari dan melakukan sesuatu yang berbeda dalam hal bercinta.
"Tetapi sebagian besar pasangan sekarang kehilangan kreativitas dan berpikir seks hanyalah sesuatu yang itu-itu saja," tuturnya.
Dengan demikian, maka pertengkaran terkait hubungan intim tidak lagi terjadi.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | The Insider,Vice |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR