Menariknya, seluruh pertunjukan di festival budaya ini ditampilkan dan dipersembahkan oleh para murid.
Hal ini merupakan contoh nyata pembelajaran menggunakan STEAM, di mana murid didorong untuk berpikir kritis dan memahami lebih mendalam.
Juga, diberi kesempatan untuk mengeksplorasi seluruh kemampuannya dalam mencari solusi atau cara baru.
Berbeda dengan Sampoerna Academy Pakuwon Indah dimana murid-muridnya berusia Early Learning dan TK antara 2-5 tahun, pengembangan kecerdasan budaya dan kompetensi bahasa dilakukan dengan cara yang unik.
"Untuk peserta didik usia Early Learning, tentunya kegiatan yang dilakukan sifatnya lebih menyenangkan, tapi tetap mendidik. Misalnya, membuat tulisan kaligrafi ucapan Lunar New Year atau melukis dan menghias lentera," ungkap Adelina Holmes selaku Principal Sampoerna Academy Pakuwon Indah.
"Ini adalah adopsi konsep pembelajaran 'Power of Play' yang menjadi kurikulum IEYC (International Early Years Curriculum) yang kami terapkan di Sampoerna Academy," jelas Adelina.
Perayaan Lunar New Year juga merupakan upaya Sampoerna Academy menanamkan di peserta didik mengenai tatanan nilai-nilai budaya Asia yang mengedepankan keharmonisan, toleransi, dan saling menghargai.
Harapannya, siswa dapat mengembangkan pola pikir global melalui kurikulum internasional yang dipelajari, sambil tetap menjunjung falsafah luhur Asia, tempat mereka lahir atau tinggal.
Tentunya, pola pikir ini menjadi buah dari upaya pengembangan kecerdasan budaya yang ditanamkan sejak dini.
Baca Juga: Punya Peran Penting, Kesehatan Mental Para Guru Berpengaruh dalam Proses Belajar Mengajar
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR