Nakita.id - Kasus pembunuhan berantai Bekasi dan Cianjur masih menjadi perhatian.
Salah satunya karena sepak terjang mereka yang luar bisa kejam karena tega membunuh orang-orang terdekatnya.
Mereka beraksi melakukan pembunuhan keji di tiga kota sekaligus, yaitu Bekasi, Cianjur, dan Garut.
Sebagian besar korban adalah keluarga dekatnya antara lain istri, anak, anak tiri, mertua, dan yang punya hubungan kekerabatan lainnya.
Polisi sendiri sudah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, yaitu Wowon Erawan, Solihin, dan Muhammad Dede Solehudin.
Yang menarik dari peristiwa ini adalah kehidupan pribadi Wowon yang punya istri sampai 6.
Dari 6 orang yang sudah diperistri, tiga di antaranya diduga juga menjadi korban.
Hanya saja, pengakuannya punya istri 6 harus terus didalami, salah satunya dengan surat nikah atau pencatatan administratif.
Enam istri Wowon itu adalah Wiwin, Ende, Heni, Iis, Halimah, dan Ai Maemunah.
Dari enam istri tersebut, tiga di antaranya tewas dibunuh yaitu Wiwin, Halimah dan Ai Maemunah.
Halimah sendiri adalah ibu dari Ai Maemunah yang tewas dibunuh oleh rekan Wowon yakni Solihin alias Duloh di Cianjur, Jawa Barat.
Sementara istri Wowon bernama Wiwin juga dibunuh dan dikubur di satu lubang dengan ibunya bernama Noneng.
Dari 6 istri wowon, dua di antaranya adalah punya ikatan keluarga sebagai ibu dan anak, mereka adalah Halimah dan Ai Maemunah.
Wowon berhasil menaklukkan keduanya dan dijadikan sebagai istri.
Banyak masyarakat heran, bagaimana jurus Wowon menaklukkan ibu dan anak sekaligus, meski keduanya akhirnya jadi korban tragis.
Apakah ada kaitannya dengan pelet, sebuah cabang ilmu hitam supranatural yang dikuasai Wowon? Berikut ceritanya.
Halimah dan Ai Maemunah tercatat sebagai warga Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Misbah (43), adik kandung Halimah mengungkap bagaimana kakak dan keponakannya bisa dinikahi Wowon.
Dulu, Halimah pernah mengenalkan Wowon kepada keluarganya yang berada di Kampung Saar Mutiara, RT 3/7, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
Saat itu, Halimah mengatakan akan dinikahi Wowon dan meminta restu dari keluargannya.
Kepada keluarga, Halimah mengatakan profesi Wowon sebagai tukang ojek di Cianjur.
Saat itu, Misbah tak melihat gelagat aneh dari Wowon.
Namun, pernikahan Halimah dan Wowon ditentang karena perbedaan usia yang terlalu jauh.
Setelah pernikahan ditolak, Halimah pun tinggal di Kampung Cisela, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur.
Tak lama kemudian pihak keluarga tidak bisa berkomunikasi lagi atau hilang kontak dengan Halimah.
"Tahu-tahu anaknya Halimah (dengan suami pertama) bilang ke keluarga di sini, katanya si mamah (Halimah) sudah menikah sama pak Wowon," ucap Misbah.
Setelah mendapat kabar itu, pihak keluarga masih belum bisa bertemu dengan Halimah hingga akhirnya baru bisa bertemu saat Halimah sedang kritis karena sakit pada tahun 2016.
Singkat cerita, Halimah meninggal dunia dan jenazahnya langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di TPU Islam Kampung Saar Mutiara pada tahun 2016.
Belakangan terungkap, bila Halimah dibunuh Duloh ketika sedang terbaring sakit dengan cara dicekik.
Misbah pun membongkar alasan Halimah dan Ai Maemunah mau menikah dengan Wowon.
Ternyata, keduanya dijanjikan hidup enak dan kaya kalau mau menikah dengan Wowon.
"Kakak saya Halimah sama keponakan saya Ai menikah dengan Wowon karena diiming-imingi (dijanjikan) kekayaan," ujar Misbah di Kampung Saar Mutiara, Senin (23/1/2023).
Dengan muslihat itu, anak dan ibu itu akhirnya berhasil dinikahi Wowon.
Celakanya pernikahan itu berujung tragedi karena malah berujung maut.
"Jadi katanya si Wowon bilang, kalau kamu (Halimah-Ai Maemunah) mau menikah dengan saya (Wowon) tidak akan hidup susah, bakal kaya. Tapi kenyataannya mereka berdua malah dibunuh si Duloh," kata Misbah.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR