"Secara umum, prinsipnya ketika anak bertumbuh dan berkembang itu jangan disepelekan. Kenapa? Karena, ketika organ-organ tersebut bertumbuh dan berkembang, itu membutuhkan gizi dong pastinya," jelas dr. Amalia.
Dokter yang saat ini berpraktik di RSIA Bina Medika Bintaro ini juga membenarkan, anak pendek itu kemampuan kognitifnya kurang atau seakan-akan bodoh.
"Karena prinsipnya begini, kalau seorang anak itu kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, efeknya di tinggi badan nih yang bisa kita lihat," jelas dr. Amalia lagi.
"Tapi sebenarnya, di dalamnya, organ-organ si anak itu juga kan tidak berkembang dan bertumbuh dengan sempurna, termasuk otaknya," lanjutnya menjelaskan.
Dokter spesialis gizi klinik ini menerangkan, saat bertumbuh, justru kebutuhan kalori anak itu cukup besar untuk pertumbuhan otak.
Sehingga, kalori pada anak itu harus tercukupi dari makanan, Moms dan Dads.
"Ketika kalorinya cukup, berarti otak juga dapat asupan energi, asupan nutrisi yang mencukupi. Dan disitulah dia (nutrisi) pakai untuk otak," kata dr. Amalia menerangkan.
Selain itu, dr. Amalia juga menerangkan hubungan nutrisi dan kecerdasan otak anak secara khususnya.
"Secara khususnya, ada zat-zat yang berkaitan dengan kecerdasan otak. Misalnya, yang sering didengar atau dibaca itu Omega 3 atau DHA," ungkapnya.
"Itu memang benar, bahkan sudah banyak di penelitian. Akan tetapi, jangan hanya mengejar Omega 3 atau DHA saja dan lupa dengan yang secara umumnya," katanya sambil menegaskan.
dr. Amalia justru menegaskan orangtua diluar sana untuk tetap memenuhi asupan kalorinya.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR