Nakita.id - Berikut ini soal dan kunci jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dan SMK 307-308 Penilaian Pengetahuan piliha essay Bab 10 Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia.
Sebaiknya siswa memahami terlebih dahulu materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X sebelum melihat kunci jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X dibawah ini.
Artikel ini berisi kunci jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dan SMK Halaman 307-308 Penilaian Pengetahuan bagian essay Bab 10 Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia.
Materi pembelajaran merujuk berdasarkan buku panduan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dan SMK.
Berikut pembahasan soal dan kunci jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dan SMK Halaman 307-308 Penilaian Pengetahuan bagian essay Bab 10 Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia.
Pada materi Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia kelas X pada Kurikulum Merdeka, peserta didik wajib mengenal wali songo.
Wali Songo adalah 9 orang yang terkenal di Indonesia, khususnya di Jawa karena penyebaran agama Islam.
9 orang ini memiliki strategi dakwah yang berbeda-beda, dan peserta didik harus tahu hal ini.
Selain sebagai pengingat sejarah Islam di Indonesia, juga sebagai pengetahuan agar bisa mengerjakan ujian nantinya.
Seperti soal yang ini, untuk latihan peserta didik dalam menghadapi ujian.
Simak selengkapnya di bawah ini.
Ingat ya, kunci jawaban ini hanya untuk referensi saja.
Pastikan peserta didik mengerjakan soalnya secara mandiri terlebih dulu.
Lalu saat semuanya sudah selesai, peserta didik bisa mencocokan jawaban di bawah ini.
Dengan begitu peserta didik bisa menyelesaikan soal dengan benar dan memberikan jawabannya sendiri.
Salah tidak apa-apa, karena ini hanya latihan soal.
Nantinya bisa digunakan sebagai evaluasi sebelum mengerjakan ujian sekolah.
Cek kunci jawaban di sini.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan
tadrij dan ‘adamul haraj? Jelaskan!
2. Mengapa Sunan Kudus memutuskan melarang untuk menyembelih sapi pada saat pelaksanaan hari raya Idul Adha di wilayah Kudus dan sekitarnya? Jelaskan!
3. Bagaimanakah strategi Sunan Bonang dalam melakukan upaya penyebaran Islam di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya? Jelaskan!
4. Mengapa Sunan Gresik menghapuskan sistem kastanisasi yang merupakan tradisi yang berasal dari ajaran agama Hindu sebelumnya? Jelaskan!
5. Bagaimanakah pendapatmu, terhadap cara-cara dakwah kontemporer dengan menggunakan propaganda media sosial, yang di dalamnya banyak terdapat ujaran kebencian, memaki-maki, kasar dan tidak beradab baik kepada sesama muslim maupun kepada umat lain? Jelaskan!
1. Karena dengan metode tadrij (bertahap) dan ‘adamul haraj (tidak menyakiti) dalam berdakwah, para Wali Songo tersebut:
- Tidak ada ajaran yang diberlakukan secara mendadak, segala sesuatu melalui proses penyesuaian, bahkan sering bertentangan dengan Islam, maka secara bertahap, hal tersebut diluruskan oleh para wali dengan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian.
- Para wali tidak menyebarkan ajaran Islam dengan mengusik tradisi asli masyarakat Nusantara, bahkan tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka, namun memperkuatnya dengan cara-cara yang islami.
2. Karena merupakan bentuk toleransi, penghormatan dan penghargaan kepada umat Hindu, sehingga pada saat hari raya Idul Adha Sunan Kudus tidak memperbolehkan umat Islam untuk menyembelih sapi, hewan yang dianggap keramat dan suci bagi umat Hindu.
3. Sunan Bonang memanfaatkan salah satu alat musik tradisional yang ada di Jawa Timur yaitu bonang yang merupakan salah satu instrument dalam set gamelan Jawa dan menciptakan suluk/syair-syair yang berisi ajaran-ajaran Islam, kemudian disenandungkan dengan diiringi alunan musik gamelan tersebut
4. Maulana Malik Ibrahim tergerak untuk melakukan perbaikan, karena dalam ajaran Islam, pengelompokan manusia berdasarkan kasta merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, di mana tidak ada yang membedakan derajat satu orang dengan orang yang lain melainkan ketakwaannya kepada Allah Swt.
5. Tidak setuju. Alasannya adalah:
semangat berdakwah hendaklah dilakukan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kelembutan, keramahan, penuh dengan norma dan sopan santun serta menghindari tindakan kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh para Wali Songo, diteladani dan dikembangkan dalam frame negara kesatuan Republik Indonesia dengan beragam suku bangsanya ini.
Baca Juga:
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR