Nakita.id - Moms tentu tidak boleh menyepelekan masalah kanker anak ini.
Pasalnya, publikasi Globocan tahun 2020 menyebut bahwa diestimasikan terdapat 11.156 kasus baru kanker anak usia 0-19 tahun di Indonesia.
Apalagi, risiko kematian kanker anak sendiri cukup besar dengan angka kematiannya mencapai 40 persen.
Maka dari itu, Moms perlu mewaspadai kanker anak ini sedini mungkin.
Termasuk, tidak mudah mempercayai beberapa mitos kanker anak yang ada, salah satunya benarkah kanker merupakan penyakit menular.
Jangan khawatir dulu karena dr. Dina Garniasih RD, Sp.A, M.Kes akan menjawab mitos tersebut.
Menurut dr. Dina, anggapan tersebut justru tidak benar dan hanya mitos.
“Itu adalah suatu hal yang salah dimana kanker pada anak tidak menular,” ucapnya dengan tegas, saat diwawancarai Nakita, Jumat (3/2/2023).
“Jadi, jangan khawatir apabila memang ada anggota keluarga atau teman yang menderita kanker pada anak itu tidak menular,” pesannya.
Maka dari itu, Moms tak perlu khawatir lagi jika ada anggota keluarga, khususnya anak, yang menderita kanker.
Sebab, kanker pada anak merupakan penyakit yang tidak menular.
Baca Juga: Hari Kanker Anak Sedunia, Ketahui Soal Osteosarkoma, Jenis Kanker yang Diidap Anak Indonesia
Selain itu, dr. Dina juga menjawab beberapa mitos lainnya yang menjadi kekhawatiran banyak orangtua.
Jadi, jangan sampai Moms lewatkan penjelasan dari dokter spesialis anak ahli hemato-onkologi ini ya.
Anggapan diatas bisa dibilang mitos dan fakta ya, Moms.
“Jadi, kalau dikatakan menurun secara langsung itu juga tidak ya,” kata dokter yang saat ini berpraktik di RSAB Harapan Kita.
dr. Dina menjelaskan, kanker anak memang ada kaitannya dengan mutasi gen tertentu.
Baik dari orangtuanya sendiri ataupun dari kakek atau neneknya.
“Tetapi, lain halnya dengan penyakit-penyakit kita tahu semua bahwa ada suatu penyakit yang jelas tidak diturunkan,” jelasnya.
“Katakanlah ibunya atau bapaknya membawa penyakit tersebut, itu ada persentase diturunkan pada anaknya itu berbeda dengan kanker,” lanjutnya menjelaskan.
Contohnya adalah, talasemia dan hemofilia yang jelas merupakan penyakit herediter atau penyakit yang diturunkan.
Akan tetapi, kanker sendiri sama sekali tidak diturunkan.
Anggapan diatas jelas merupakan mitos belaka, Moms!
Apalagi, hal yang sama juga disampaikan oleh dr. Dina.
“Itu keliru sekali! Jadi, kanker pada anak itu bisa disembuhkan,” katanya dengan tegas.
“Oleh karena itu, kita harus melakukan deteksi dini. Karena, semakin cepat kanker itu terdeteksi pada anak, diharapkan stadium kanker tersebut tidak mencapai stadium lanjut,” jelasnya.
Dokter spesialis anak ini menyampaikan, jika kanker anak masih di stadium I dan II, angka keberhasilan terapinya atau angka kesembuhannya itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kanker stadium IV.
“Nah, stadium-stadium tadi itu berlaku untuk kanker atau tumor padat. Sedangkan, untuk leukemia itu tidak ada stadiumnya, tapi kita membagi berdasarkan derajat risikonya,” terang dr. Dina.
Sebagai informasi, ada yang risikonya standar dan ada juga yang risikonya tinggi, Moms.
“Pada leukemia dengan risiko tinggi, tentu saja penyakitnya lebih berat dan keberhasilan terapinya juga sudah tidak sebaik leukemia dengan risiko standar,” ungkap dr. Dina.
Anggapan ini benar adanya, Moms!
“Itu betul! Jadi, kalau seorang anak sudah dinyatakan sembuh dari kanker, maka dia sudah seperti anak normal lainnya,” kata dr. Dina dengan setuju.
“Dia bisa beraktivitas seperti anak normal lainnya, dia bisa bersekolah seperti anak normal lainnya, dan juga bisa berolahraga seperti teman-temannya,” lanjutnya mengatakan.
Baca Juga: Hari Kanker Anak Sedunia, Pengobatan yang Tepat untuk Penyembuhan Retinoblastoma Pada Anak
Menurut dr. Dina, seorang anak dinyatakan sudah sembuh dari kanker kalau sudah melakukan serangkaian pengobatan.
Seperti kemoterapi, radiasi, ataupun operasi.
“Selanjutnya, setelah diperiksa ulang dan ternyata kankernya sudah bersih, itu kita ada masa tunggu istilahnya,” terang dr. Dina.
“Jadi, kita tunggu selama 5 tahun. Kalau dia sudah terlewati 5 tahun tersebut dan kankernya tidak kambuh selama kurun waktu tersebut, itu baru dinyatakan sembuh,” lanjutnya menerangkan.
dr. Dina juga mengatakan, kalau anak sudah sembuh dari kanker, biasanya risiko anak terkena kanker itu akan berkurang bahkan tidak ada.
Atau dalam kata lain, anak sudah bisa kembali beraktivitas seperti anak-anak pada umumnya.
Nah, itu tadi beberapa mitos kanker anak yang sudah berhasil dikupas oleh dokter spesialis anak ini.
Semoga penjelasannya benar-benar terjawab semua ya, Moms.
Penting untuk diingat, jangan sampai Moms mudah percaya dengan mitos-mitos kanker anak yang beredar.
Pastikan Moms berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui kebenarannya.
Selain itu, pastikan juga Moms bertanya-tanya lebih lanjut terkait penanganan terbaik untuk sang buah hati yang terserang kanker.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR