Anak perempuan tentu sesekali ingin tampil feminin bahkan centil.
Jangan terus-menerus membatasi tampilannya, biarkan anak berpenampilan sebagaimana anak perempuan pada umumnya asalkan tidak terlewat batas dan memancing kejahatan seksual.
Dads juga harus mengajarkan si Kecil untuk memilih waktu yang tepat kapan berbicara dan kapan saatnya diam.
Bantu arahkan kapan anak berkata "tidak" pada orang lain karena berpegang pada nilai yang benar, meskipun ia merasa tak nyaman.
Dan ajarkan berkata "ya" di waktu yang tepat.
Meski lahir sebagai perempuan, bukan berarti anak perempuan tidak diperbolehkan melakukan tugas laki-laki.
Justru ajari dan biasakan anak perempuan melakukan kegiatan laki-laki agar di masa dewasanya nanti ia tak selalu meminta bantuan pada laki-laki.
Yakinkan bahwa anak memiliki kekuatan dan tidak harus selalu meminta bantuan orang lain, sehingga tumbuh jadi anak yang mandiri.
Dads juga harus mengajarkan bagaimana sikap laki-laki pada perempuan.
Hal ini penting agar kelak saat dewasa, anak tidak hanya dijadikan "objek" oleh laki-laki.
Pastikan si Kecil mampu memahami sikap orang laki-laki dan juga bagaimana caranya harus bersikap pada laki-laki.
Baca Juga: Berperan Sama, Ternyata Peran Ayah Dapat Mencegah Anak Alami Gangguan Stres
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR